Selasa, 24 November 2015

Contoh penggunaan Molykote Anti Friction Coating



Fungsi dari Anti Friction Coating adalah melindungi dari korosi, gesekan, temperature dan berfungsi sebagai pelumas. Namun pelumas yang dimaksud di sini bersifat bersih dan kering, bukan pelumas pada umumnya yang berupa oli atau grease.

Berikut saya akan berikan beberapa contoh penggunaan Anti Friction Coating :








Kamis, 19 November 2015

Sedikit lebih mengenal tentang Teflon Grease untuk food grade


Pada industri yang berkaitan dengan makanan PTFE grease atau Telfon grease sangat dibutuhkan pada beberapa aplikasi. Misalnya pada rantai di oven, bearing, plate sliding oven, rantai conveyor, dll.

Karakteristik Teflon Grease dengan warna putih dan sangat bersih. Pada saat digunakan pada aplikasi, walaupun dipakai dalam waktu yang lama dengan suhu rendah dan suhu sangat tinggi ( -45 C sd +260 C ) hasilnya sama sekali tidak menimbulkan noda / karbon sedikit pun.

Bahan PTFE sangat direkomendasikan pada industri yang berkaitan dengan makanan. Karena sifatnya :

  • tidak berbau, 
  • tidak mudah terbakar,
  • mampu menahan oksidasi
  • bebas dari bahan karbon,
  • bebas dari bahan yang bisa menyebabkan kerak atau residu seperti permen karet
  • tahan terhadap air
  • tahan terhadap bahan kimia keras
  • tahan terhadap bahan alkali yang campur air
  • tahan terhadap organic solvent
Hampir semua produk Teflon grease memiliki sertifikat H1 dari NSF. Jadi sangat aman jika terjadi kontak langsung pada makanan atau kemasan makanan.

Telfon Grease memiliki bahan dasar minyak sintetik dengan tingkat koefesien friksi sangat rendah, sehingga cocok untuk pemakaian jangka panjang ( long life lubricant ). Grease kompatibel dengan semua metrial metal, plastik dan elastomer.

Tipikal aplikasi yang yang biasa direkonmendasikan menggunakan Teflon grease yaitu seperti Roller bearing, sliding metal part, plastik, O-ring, elastomer yang digunakan pada suhu sangat rendah hingga sangat tinggi ( - 45 sd + 260 C ).

Fungsi lain Teflon grease yaitu untuk barrier grease / grease penahan sebagai film pelumasan untuk proteksi dan untuk sealing grease sebagai grease pengisi diantara pelumasan aplikasi.

Sumber :
http://www.teccem.de/Fluoronox_MS30_2_e.htm
http://www.teccem.de/Fluoronox_M50_2_e.htm

Jumat, 13 November 2015

Silver Conductive Grease untuk pelumasan Bus Bar


Bus bar merupakan perangkat eletrikal untuk tegangan tinggi pada sebuah pembangkit atau pabrik yang sangat vital. Distribusi listrik disalurkan melalui bus bar sangat efektif hanya pada jaringan listrik tegangan di atas 250 Ampere.

Masalah yang sering terjadi adalah pada saat perawatan / maintenance, dari proses pembersihan sampai pelumasan yang efektif. Karena kalo tidak benar malah akan mengurangi kapastitas sebagai penghantar arus tinggi. hal yang bisa menghambat kualitas sebuah bus bar diantaranya adalah karat, kotoran, debu, minyak dll.

Dampak yang paling berasa jika terjadi kotor, karat atau tidak diberi pelumas pada sebuah bus bar yang paling terasa adalah pembiasan gelombang elektromagnetik atau sering disebut corona discharge. Hal ini merupakan dampak dari loncatan listrik yang disebabkan penghantaran listrik tegangan tinggi yang tidak sempurna dalam sebuah sistem bus bar.


Corona discharge ini menyebabkan kebocoran pada sistem penghantaran listrik, baik di Gardu Induk atau panel listrik. Dampak bocor ini menyebabkan terbuang / hilangnya energi listrik dan yang lebih berbahaya jika mengenai objek di sekitarnya.

Salah satu solusi perawatan sebuah bus bar yaitu Silver Coductive Grease. Produk ini pada dasarnya merupakan pelumas dengan base silicone oil yang sangat compatible dengan semua material ( logam, karet, plastik, kayu, dll. ) yang berguna sebagai pelumasan jangka panjang dengan ketahanan temperature lebih dari 400 C.

Sedangkan bahan campurannya adalah Silver yang merupakan bahan konduktor terbaik di kelasnya. Sehingga membantu meningkatkan sifat konduktivitas bus bar.

Silver Conductive Grease ini dapat meredam efek dari Corona discharge dan memberikan perlindungan dari korosi untuk jangka waktu yang lama. Type produk ini sangat dibutuhkan pada pembangkit listrik dan gardu induk.

Kombinasi dari silver atau perak dengan silicone oil merupakan pelumas untuk perangkat elektrik yang bisa digunakan pada hampir semua perangkat listrik


Senin, 09 November 2015

Bagaimana mengurangi friksi antar permukaan


Jika kita dihadapkan sebuah aplikasi sangat dimungkinkan ada gesekan ( friction ). Dalam istilah awam, gesekan merupakan kekuatan suatu permukaan terhadap pergerakan (geser atau berguling ) permukaan lainnya. 

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa gesekan hanya terjadi ketika dua permukaan yang bergerak relatif, seperti ketika crankshaft berputar dalam bearing atau ketika ball-bearing bergulir sepanjang jalurnya.

Jika dilihat dengan pandangan mikroskopis, semua permukaan memiliki bentuk  bergerigi, kasar dan tidak rata, walaupun jika dilihat dengan mata langsung sepertinya halus dan mengkilap. Maka jika terjadi kontak satu permukaan satu dan lainnyadan bergesek pasti terjadi beberapa abrasi. Efek dari abrasi ini sangat bervariasi;  meningkatnya suhu, gram rontok ( serbuk ), terkelupas, dll.

Beberapa faktor mempengaruhi kondisi gesekan pada antarmuka antara dua permukaan bergerak relative, adalah sbb :
  • Permukaan akhir / Surface Finish - Nilai tingkat kekasaran dan titik kontak langsung pada permukaan yang bisa dihitung dengan angka koefisien gesekan ( friction coefficient ).
  • Temperature - suhu pada kondisi normal dan pada saat operasional dapat mempengaruhi gesekan. Hal ini sangat berpengaruh pada perlindungan antiwear atau aditif extreme-pressure yang dilakukan oleh pelumas hanya akan efektif dalam aplikasi pada suhu operational tertentu.
  • Beban Operasional - Gesekan yang terjadi sangat bervariasi tergantung beban. Jika sebuah beban melebihi kapasitas yang dirancang maka secara dramatis akan meningkatkan koefisien gesekan.
  • Kecepatan Relatif - Meningkatnya kecepatan melebihi dari rekomendasi aman yang ditentukan, maka secara dramatis akan meningkatkan gesekan.
  • Pergerakan Relatif antara Permukaan - Sliding gerak terhadap gerakan rolling dapat mempengaruhi koefisien gesekan.
  • Karakteristik Pelumas - Karakteristik ini adalah minyak dasar/ base oil, viskositas dan aditif yang dikombinasikan dengan formulasi tertentu. Film pelumas yang terbentuk, apakah bisa menahan beban atau tidak. Hal ini bergantung pada karakteristik pelumas.

Tantangannya adalah untuk mengurangi koefisien gesekan sebanyak mungkin dengan baik menghilangkan faktor-faktor yang mungkin memiliki efek buruk pada permukaan dalam gerakan relatif atau setidaknya mengendalikan faktor-faktor tersebut.

Secara umum, ada tiga cara untuk mengurangi gesekan:
  • Penggunaan bantalan permukaan atau lapisan yang jadikan lapisan untuk landasan, contohnya bahan yang memiliki koeffecient gesekan lebih rendah seperti  timbal atau tembaga.
  • Ganti gesekan geser dengan gesekan elemen bergulir ( rolling element ), seperti dengan penggunaan bantalan elemen bergulir.
  • Meningkatkan kualitas pelumasa, dari sisi base oil, viskositas, atau menggunakan aditif yang berbeda serta aditif yang telah ditingkatkan.
  • Anti Friction Coating – merupakan solusi yang bisa dilakukan agar koeffecient gesekan menjadi lebih baik. Pada dasarnya Anti Friction Coating memperbaiki permukaan, jika dilihat secara mikroskopik akan terlihat lebih halus.


Permukaan yang sudah diberikan Anti Friction Coating akan berfungsi juga sebagai pelumasan kering ( dry lubrication ). Anti Friction Coating merupakan alternative pelumasan pada aplikasi yang sulit atau tidak dilakukan pada pelumasan basah ( oli dan grease ). Misalnya pada aplikasi suhu extreme, lembab, uap kimia, pelumasan jangka panjang, kontak material non-metal, dll.

 Pada umumnya Anti Friction Coating bisa dipakai pada semua material, baik metal, plastic, karet, kayu, concrete, mika, kaca, dll.

Source : http://www.machinerylubrication.com/Read/29181/reduce-friction-surfaces

Pentingnya demulsibility dalam sistem pelumas

"Apa sih artinya demulsibility dan bagaimana cara berhubungan dengan pelumas?"

Berikut kita akan bahas demulsibility dan hal yang berkaitan dengan aplikasi hydraulic atau aplikasi lainnya.

Demulsibility merupakan kemampuan untuk melepaskan air. Hal ini penting saat peralatan beroperasi di iklim lembab atau dalam suasana lingkungan yang basah atau lembab. Pada pabrik kertas, pabrik baja dan pabrik pengolahan makanan memiliki tingkat lembab yang signifikan karena proses yang berbasis air dan cairan pada proses produksinya.

Salah satu sifat minya dalam pelumas adalah higroskopis, artinya mampu menyerap air, yang dampaknya dapat merusak struktur molekul oli. Di dalam aplikasi biasanya air masuk melalui jalur exhause atau pernapasan termal untuk sistem pendingin pada beberapa aplikasi mesin atau hydraulic. Serta jalur lain yang bisa menyebabkan kontaminasi air ke dalam sistem pelumas.

Penyebab lain air yang masuk ke dalam sistem pelumasan yaitu uap air. Hal ini biasanya pada lingkungan yang panas dan lembab. Uap air ini akan berkondensasi dan akan berpotensi menjadi air jika terjadi penurunan suhu pada saat aplikasi dimatikan atau berhenti operasi. Umumnya, terjadi pada reservoir / penampungan oli pada sistem hydraulic / mesin.

Jika Anda punya waktu, mungkin bisa tes khusus ini di laboratorium yang dapat mengukur potensi demulsibility tersisa pada minyak pelumas.

Untuk menguji pelumas, kita harus mengambil sample dengan yang sama yaitu 1 liter dari pelumas baru dan air, kemudian masukkan ke dalam blender. Panas sampai 100 derajat F (38 derajat Celsius) atau temperatur apapun mirip dengan suhu operasi tersebut. Pastikan benar-benar tercampuran minyak dengan air. 

Kemudian ukur waktu yang dibutuhkan memisahkan air dari minyak . Juga ukur berapa banyak dari campuran tidak bisa dipisahkan (emulsi disebut "cuff"). 

Langkah berikutnya ulangi tes yang serupa dengan pelumas yang sudah dipakai dalam aplikasi. Yaitu 1 liter pelumas yang sudah dipakai & 1 liter air, kemudian dimasukkan ke dalam blender dengan suhu tersebut. Serta hasil ukur waktu dan jumlah yang tidak bisa terpisah.

Dari hasil pengujian sederhana tersebut, bisa menjelaskan tingkat kontaminasi air dalam minyak pelumas serta kualitas minyak pelumas baru yang digunakan saat ini.

Mungkin lebih akuratnya bisa diuji pada laboratorium dengan ahli dan penjelasan yang baik oleh staff laboratorium. Agar kita lebih paham betapa pentingnya demulsibility yang berdampak dalam sistem pelumasan.