Selasa, 13 Desember 2016

Mengenal Refrigerant Pada Mesin Pendingin



Kali ini kita akan bahas refrigerant yaitu bahan yang digunakan pada alat pendingin.
Saat ini dengan meningkatnya fokus pada isu-isu lingkungan seperti lapisan ozon dan pemanasan global yang berubah dalam industri pendingin pada gilirannya akan mempengaruhi industri lainnya seperti industri es krim.

Di masa lalu industri pendingin berubah refrigerant pilihan ketika kemungkinan baru datang tanpa melibatkan pengguna akhir / end user. Sekarang kita punya situasi baru yang pengguna akhir mendikte apa yang tidak dapat digunakan refrigerant  dan dalam beberapa kasus, refrigerant apa yang harus digunakan.  Salah satu pilihan refrigerant yaitu CO2 tetapi juga pendingin alami lainnya juga masih bisa diandalkan.
Gas CO2 bisa digunakan sebagai referensi angka untuk indikasi seberapa kuat gas rumah kaca dihasilkan. Ini disebut Potensial Pemanasan Global atau GWP ( Global Warming Potential ). GWP dari R134a adalah 1.430 artinya 1.430 kali lebih tinggi dari CO2.


Sebelum sistem pendingin modern diciptakan, metode yang berbeda untuk menjaga makanan dingin dan membuat es krim dieksplorasi dengan menambahkan cairan yang berbeda untuk salju atau air es yang membuatnya lebih dingin. Dalam musim dingin dengan jumlah rendah salju memicu minat yang dalam menginstal sistem yang independen dari persediaan alami. Dalam jumlah beberapa juta ton salju diangkut ke selatan hanya untuk menjaga rumah sakit agar tetap dingin.

Hal itu merupakan industri yang sangat besar termasuk semua transportasi salju dan penyimpanan salju dan es dari danau besar.  Sistem pendingin yang pertama menggunakan afinitas ammonia pada air dengan menggunakan sistem penyerapan ( Absorption). Kemudian system ini mengalami perubahan besar ke depan. 
Percobaan selanjutnya dengan udara terkompresi yang memungkin untuk mengangkut daging dari Amerika Selatan ke Eropa dalam kondisi beku. Hal ini dimungkinkan mendapatkan suhu turun ke -80 ° C menggunakan efek Joule-Thomson tapi tingkat efisiensi tidak sangat baik dan tekanan kerja sampai 3000 bar. Tinggi tekanan menyebabkan beberapa kecelakaan fatal selama bertahun-tahun teknologi yang digunakan.

Dari tengah tahun 1850-an ke depan teknologi telah mendominasi dengan teknologi kompresi dengan menggunakan refrigerant perubah fase seperti amonia, sulfur dioksida dan karbon dioksida. Pada awal tahun 1920-an pendingin alami lainnya seperti sebagai iso-buthane, propana dan etana muncul. Sebagian besar refrigeran tersebut menghilang cepat setelah pengenalan refrigeran sintetik yang dijual dengan nama dagang "Freon".


Satu-satunya refrigerant klasik yang tetap di pasar adalah amonia. Dulu terutama digunakan dalam sistem pendingin industri berbasis lahan. CO2 menghilang dari pasar di tengah tahun 1950-an, di mana Sabroe menginstal Sistem CO2 terakhir pada onboard kapal penangkap ikan. 
Sistem CO2 aktif terakhir menghilang di 1980-an.

Namun Profesor Gustav Lorentzen dari Norwegia dan lain-lain mulai mempromosikan penggunaan CO2 dan refrigeran alami lainnya pada awal tahun 1990-an sebagai solusi untuk masalah lingkungan yang dihadapi pada efek gas rumah kaca seperti HFC.

 Jenis Freon refrigerant ini memiliki masalah yang mereka mengandung klorin yang berpartisipasi dalam kerusakan lapisan ozon. Kegiatan diplomatik yang sibuk di 1980 mengakibatkan tanda tangan dari Protokol Montreal pada tahun 1987. Solusinya adalah untuk phase keluar gas Freon CFC yang memiliki dampak yang kuat pada lapisan ozon. Digantikan dengan HCFC yang memiliki dampak yang rendah pada lapisan ozon kemudian dipromosikan sebagai bagian dari solusi.

Namun pertemuan pada tahun 2009 di Copenhagen situasi berubah dan HCFC ini menjadi bagian dari ozon yang bermasalah. Fase out untuk HCFC itu relatif lama karena salah satu refrigeran paling utama dan populer yang pernah ada yaitu R22, begitu banyak digunakan.
Yang terakhir refrigeran R22 diperbolehkan secara hukum di Eropa antara tahun 2000 dan 2002 tergantung pada ukuran. Pada akhir tahun 2009 secara hokum sudah tidak diperbolehkan untuk menggunakan R22 murni dan pada akhir 2014 sudah boleh ada lagi yang menggunakan daur ulang R22 untuk mengisi ulang pada alat yang ada.

Para pemain industri global telah mengambil posisi mengenai refrigeran yang akan digunakan pada system mereka. Beberapa perusahaan besar telah berpindah dan menggunakan type lain seperti Refrigeran Alami .

Banyak pemain di pasar yang tidak berani untuk menunggu dan melihat. Mereka langsung bertindak sekarang. proyek percontohan dan proyek-proyek skala besar telah dipasang di sejumlah besar negara dan termasuk negara-negara yang belum memiliki untuk phase out R22. Solusi pendingin dengan CO2 telah menarik industri untuk proses pembekuan es krim, roti, ikan, daging dan banyak aplikasi lainnya. Di mana temperatur pada sistem yang digunakan bervariasi dari suhu ruang dari + 5 ° C ke -54 ° C 

Setelah pertemuan pada tahun 2009 di Kopenhagen kemudiani ditindaklanjuti pada Protokol Kyoto yang selesai pada 2012 yang menarik minat besar dari semua pelaku bisnis pendingan. Akan semuanya berakhir dengan pembatasan atau larangan penggunaan untuk pendingin HFC?


Rabu, 23 November 2016

Pastikan pelumas yang sesuai untuk Heavy Loaded Gear



Gears menjadi salah satu komponen yang bekerja lebih keras dalam fasilitas aplikasi apapun. Gear digunakan untuk mentransfer /menyalurkan kekuatan untuk sudut yang berbeda dengan menambah atau mengurangi kecepatan dan memudahkan dalam pengendalian aplikasi. 
Beban yang ditransmisikan harus dalam batas aman yang ditetapkan.  Walaupun kadang gear bekerja lebih keras dari yang ditentukan.


Istilah "Heavy loaded" merupakan cara penyebutan sebagian besar untuk gearbox atau open gear yang memiliki kecepatan rendah yang bertugas memindahkan peralatan besar (konveyor panjang, extruders besar, dll) atau mendorong benda padat dengan perlahan. Tentu saja, ini tidak berhubungan dengan semua gearbox, tapi hanya untuk alat atau indsutri yang mengalami beban lebih berat.
sistem gear yang beroperasi harus disesuaikan dengan kecepatan dan tenaga yang dihasilkan. 

Biasanya semakin lambat putarannya maka semakin berat beban yang akan dimuat. Karena jika dipksa dengan kecepatan melebihi beban yang dimuat akan berdampak pada kerusakan pada gigi gear.

Perlu diingat bahwa pelumas yang dipilih untuk gear adalah penting untuk memperpanjang usia pakai dan efisiensi operasi gigi gear. Sebagai beban meningkat, makamakin kental pula tingkat kekentalan / viskositas pelumas yang digunakan, terlepas dari apakah itu adalah oli atau grease.
Pemilihan pelumas dengan aditif tambahan, seperti ExtremePressure (EP), atau aditif padat, seperti molibdenum disulfide, Bentonite atau Graphite, mungkin diperlukan untuk membantu mendukung pelindung gear pada beban.

kondisi kontrol gear memiliki pilihan paket aditif pelumas yang berbeda. Sebuah gear yang seragam/ perputaran ringan mungkin membutuhkan aditif yang bersifat inhitor atau Rust & oxidation ( R & O ), sedangkan untuk gear yang butuh dorongan atau tenaga besar lebih membutuhkan aditif bersifat EP atau solid lubricant ( sejenis Moly, Bentone, Graphite )

Kelemahan lain untuk memuat lebih tinggi dari gearbox adalah strain menempatkan pada komponen mengemudi. Sebagai contoh, gearbox yang punya beban muat lebih tinggi dari yang direkomendasikan. Seperti motor bertugas memutar gear set akan lebih berat dari beban yang seharusnya. Ini menempatkan beban tambahan pada motor, yang menyebabkan beroperasi lebih panas, mengkonsumsi lebih banyak energi dan akhirnya bisa menyebabkan kerusakan pada gigi gear.

Jadi untuk mendapatkan performa yang baik gunakan pelumas yang sesuai, meskipun kadang telah direkomendasikan oleh pabrikannya dengan kekentalan tertentu. Jika beban yang dinuat melebihi beban biasanya, maka gunakanlah pelumas yang lebih kental ( oli yg viskositasnya lebih tinggi atau grease yang NLGI nya lebih tinngi ).

Rabu, 24 Agustus 2016

Electrical Conductive Grease dengan bahan PFPE dan Black Carbon



Teccem Fluoronox EC 40/2 merupakan pelumas dengan type grease untuk jaringan listrik tegangan tinggi dengan base PFPE ( PerFluoroPolyEther ) dan Black Carbon.
Base oil PFPE merupakan bahan untuk pelumasan yang tahan terhadap temperatur sangat tinggi, bisa mencapai 280 Celcius. PFPE kompatibel dengan semua material plastik & karet.

Black Carbon sangat bagus dalam menghantarkan listrik, walaupun kualitasnya tidak bagus silver / perak yaitu Silver Conductive Grease. Bahan Black Carbon menjadi alternatif konduktor listrik dengan biaya yang lebih ekonomis.

Grease ini memiliki tingkat resistansi yang sangat kecil dan tidak menimbulkan induksi listrik. Sehingga sangat aman untuk digunakan.

Biasanya digunakan pada aplikasi electrikal yang membutuhkan hamtaran listrik yang baik :

  • Perangkat listrik
  • Panel listrik
  • Part Automotive
  • Perangakat Audio-visual & sensor
  • Precision equipment



Senin, 23 Mei 2016

Teknik Pelumasan Untuk Wire Rope / Kawat Seling


Seorang teknisi pernah bertanya tentang pelumasan terbaik untuk wire rope atau kawat seling. Untuk itu kita harus bahas awal dari fungsi berdasarkan aplikasinya.

Beberapa produsen kawat seling memiliki produk yang bervariasi. Sebagai contoh, beberapa kawat seling / wire rope digunakan untuk mendukung struktur seperti bangunan dan jembatan. Fungsi kawat seling ini tetap hampir statis, sehingga ada sedikit kebutuhan untuk pelumasan ulang. Pada pemakaian ini tidak terjadi gesekan internal.

Ada juga yang digunakan pada aplikasi yang dinamis, biasanya digunakan dalam aplikasi alat berat untuk mengangkat atau pergerakan tertentu. Pada pemakaian yang ini dibutuhkan pelumasan yang tepat.

Kawat seling  yang digunakan dalam layanan Derek atau crane sering menggunakan inti serat yang padat dan jenuh terhadap minyak dengan helai kawat melilit. Inti serat ini bertindak sebagai spons untuk secara aktif menguras atau melepaskan pelumas ketika tali terkena tekanan karena gesekan dengan benda keras. Kebanyakan kawat seling type ini cepat rusak pada bagian dalam, sehingga inti serat ini dapat bermanfaat jika terjadi kondisi melilit atau mengikat.

Ada juga kawat seling tanpa inti serat biasanya dilapisi dengan pelumas selama proses manufaktur untuk mengurangi gesekan internal dan untuk melapisi permukaan dalam rangka untuk meminimalkan korosi karena air atau lingkungan.

Meskipun ada standar di tempat untuk pelumas yang digunakan selama proses manufaktur, yang paling umum dan hanya membantu menempatkan Anda di jalur yang benar dalam pemilihan pelumas Anda. Tentu saja, semua pelumasan kawat selingharus memiliki sifat untuk pengendalian korosi serta kemampuan penetrasi yang masuk ke dalam inti dari kawat seling.

Untuk pelumas yang digunakan bisa berupa oli atau grease yang lebih encer ( NLGI 00, 0, 1, 2 ). Ada banyak metode penerapan pelumas untuk kawat seling. Untuk mesin di mana tali bisa bergerak, Anda dapat memilih untuk menggunakan metode infus, semprot atau celup. 

Metode ini berlaku pelumas pada satu titik dan memanfaatkan pergerakan tali untuk menyebarkan pelumas atas seluruh panjangnya dari system kawat seling. Beberapa sistem celup yang bertekanan, lebih menguntungkan karena mampu mendorong pelumas ke setiap pori-pori kawat seling.

Jika kawat seling yang statis, metode pelumasan dengan kuas atau semprotan adalah cara termudah. Dalam kebanyakan tempat  yang dibutuhkan hanya untuk menghilangkan kotoran debu atau karat saja.





Rabu, 20 April 2016

Pengukuran tingkat kekentalan pada minyak pelumas

Tulisan berikut melanjutkan artikel sebelumnya tentang viscosity / kekentalan pada oli.

Viskositas didefinisikan atau ditetapkan menggunakan perangkat laboratorium yang disebut Viskometer. Untuk minyak pelumas, Alat ukur kekentalan cenderung beroperasi dengan gravitasi bukan tekanan. Viskometer kinematik terbuat dari tabung kaca panjang yang dimasukkan sejumlah volume minyak.

Menentukan hasil nilai viskositas sebuah cairan adalah dengan  mengukur dari jumlah waktu yang dibutuhkan untuk jumlah yang ditunjukan cairan mengalir melalui tabung dalam kondisi yang sangat spesifik. Karena kondisi yang berulang, dapat dilihat dari jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengalir melalui tabung. Hal ini diterapkan pada suhu tertentu untuk mengukurnya, karena cairan akan berubah semakin encer jika suhunya naik. Semakin kental makin lamamengalirnya, sebagai gambaran adalah air dan madu pada suhu 40 C. Air melewati dalam satu detik. Jumlah yang sama madu mengambil seribu detik (hipotetis).

Tujuan dari sistem ISO mengklasifikasi nilai viskositas adalah metode untuk pengukuran viskositas sehingga pabrikan pelumas, desainer peralatan dan pengguna akan memiliki standar dasar untuk menentukan atau memilih pelumas industri yang harus digunakan.

Pendekatan yang berbeda benar-benar dipertimbangkan sebelum Komite Teknis ISO (TC23) menetap di suatu pendekatan yang logis dan mudah digunakan. Ada kriteria penting yang harus diingat dari awal, seperti:
  • Referensi pelumas yang digunakan untuk sistem industri pada kisaran suhu operasional.
  • Menggunakan pola yang sesuai dengan fluktuasi temperatur  yang ditoleransi pada dimensi aplikasi.
  • Menggunakan pola yang memiliki beberapa jangkauan temperatur aplikasi pada skala atas dan bawah.
  • Menggunakan pola yang semudah mungkin untuk menentukan nilai viskositas yang pas saat digunakan.

Suhu acuan untuk klasifikasi harus cukup dekat dengan frekuensi suhu rata-rata industri yang biasa terjadi. Hal ini juga berhubungan erat dengan tingkat suhu lainnya yang digunakan untuk mendefinisikan sifat pelumas seperti viskositas indeks (VI).  

VI dapat membantu dalam mendefinisikan kualitas sebuah pelumas. Tingkat konsistensi kekentalan tidak berubah secara drastic jika dinaikkan suhunya. Biasanya baseoil group 2 ke atas sampai synthetic memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan base oil group 1.

Sebuah studi dari suhu mungkin menunjukkan bahwa 40 C cocok untuk klasifikasi pelumas yang akan digunakan, namun juga harus diperhatikan saat suhu naik menjadi 100 C. Maka Klasifikasi viskositas ISO dibuat pada acuan viskositas kinematik pada suhu 40 C. Serta diberikan keterangan lain viskositas kinematik pada suhu 100 C.

Sekarang sudah ditentukan bahwa acuan pengukuran viskositas/ kekentalan sebuah pelumas yaitu pada suhu 40 C.

Untuk klasifikasi yang akan digunakan dalam perhitungan viskositas kinematik pelumas hanya salah satu parameter kekentalan dan kisaran toleransi tidak lebih dari 10 persen di kedua batas nilai atas dan bawah.
Berikut tabel ISO VG :

Klasifikasi ini mendefinisikan nilai viskositas pada 200 milimeter persegi per detik (1 mm2 / s = sama dengan 1 cSt) pada 40 C.

Setiap kelas / grade viskositas ditunjuk oleh seluruh nomor terdekat untuk viskositas kinematik titik tengahnya di mm2 / s pada 40 C dan toleransi  +/- 10 persen dari nilai ini masih diperbolehkan. 

Senin, 18 April 2016

Klasifikasi pelumas dengan SAE atau ISO VG



Pada dasarnya pelumas oli memiliki standard kekentalan atau viscosity dengan menggunakan standard internasional yang sudah sering kita dengar yaitu SAE atau ISO VG. Sebelum lebih jauh kita bahas yang paling sederhana dulu.

Tingkat kekentalan atau viscosity merupakan standard seberapa hambatan cairan bisa mengalir, ini bisa berlaku untuk semua cairan. Satuan yang digunakan untuk mengukurnya yaitu cSt ( CentiStoke ). Sebagai gambaran mudah kita bisa bandingkan air dengan madu. Air memiliki viscosity = 1 cSt dan Madu memiliki viscosity = 500 cSt, itu artinya air dapat mengalir dengan lancar dengan kekentalan / viscoty rendah, sedangkan madu mengalir sangat lambat dengan kekentalan / viscosity tinggi.

Tingkat kekentalan sebuah cairan sangat berpengaruh pada temperaturnya, maka diberikan standard pada suhu 40°C dan 100°C. Saat ini yang dijadikan acuan adalah 40°C untuk menentukan nilai dari kekentalan oli. 

Pada awalnya standard yang digunakan adalah SAE ( Society of Automotive Engineers ) untuk oli gear & mesin, AGMA ( American Gear Manufacturers Association ) untuk oli gear. 
Namun saat tahun 1975 dibuat standard internasional, kumpulan dari American Society for Testing and Materials ( ASTM ), Society for Tribologists and Lubrication Engineers ( STLE ), British Standards Institute ( BSI ) dan Deutsches Institute for Normung ( DIN ) membuat kesepakatan bersama dengan satuan International Standards Organization Viscosity Grade yang disingkat ISO VG.
Berikut tabel kesetaraan yang menjadi acuan.

Untuk lebih mudahnya kita bisa sederhanakan menjadi tabel berikut.

Tabel untuk ISO VG dan AGMA pada oli gear



Tabel untuk ISO VG dan SAE pada oli mesin dan gear


Tabel untuk ISO VG dan SAE pada oli gear dan transmisi


source :
http://www.machinerylubrication.com/Read/213/iso-viscosity-grades
http://www.engineeringtoolbox.com/iso-vg-grade-d_1206.html

Senin, 11 April 2016

Total Base Number ( TBN ) pada engine oil


Total Base Number (TBN) adalah ukuran jumlah kadar basa (alkali ) yang menetralkan kadar asam pada pelumas di engine oil. Hal ini sangat relevan dengan internal mesin pembakaran karena produk sampingan asam pembakaran yang dihasilkan saat bensin dan solar yang dibakar. Produk sampingan ini, termasuk SOx, NOx, dan lain-lain yang masuk di crankcase melalui blow-by gas yang melewati ring piston.

Selain asam memasuki crankcase mesin dari blowby, asam biasanya dihasilkan di daerah lain dari mesin karena panas, oksidasi, dan proses kimia lainnya.

Dalam upaya untuk melawan efek korosif dari asam pada bagian-bagian mesin, maka ditambahkan additive kedalam pelumas yang bersifat basa. Additive khusus tersebut bertindak untuk menetralkan asam di mesin. Aditif yang biasa digunakan adalah kalsium sulfonat. Ada juga yang menggunakan magnesium sulfonat, fenol, dan salisilat. Selain berkontribusi sebagai TBN pada pelumas, aditif ini berfungsi sebagai dispersant atau penggerus bahan lain yang dihasilkan dari sisa proses pelumasan.
Proses menghasilkan asam akan terus untuk berlangsung pada penggunaan mesin, sedangkan kemampuan oli mesin untuk menetralkan asam terbatas. Kadar TBN lama kelamaan akan menurun seiring meningkatnya kadar asam. Hal ini adalah salah satu alasan oli mesin perlu dibuang dan diganti dengan yang baru.

Mungkin kita akan berpikir, mengapa tidak diberikan kadar TBN yang banyak sekalian. Sering di uji sebuah mesin diberikan pelumas yang kadar TBN nya tinggi. Memang mampu menetralisir asam lebih baik. Namun hal ini justru menimbulkan masalah baru. Jika terlalu banyak TBN overtreat kalsium sulfonat menghasilkan tingkat abu yang tinggi mengendap pada permukaan mesin dan dapat merusak mesin. Jadi harus disesuiakan dan diseimbangkan dengan kebutuhan mesin untuk menetralkan kadar asam dari sisa pembakaran hingga interval penggantian oli.


Dalam upaya untuk keseimbanganTBN oli  baru biasanya di kisaran 7 sampai 10 untuk mesin gas dan 10 sampai 14 untuk mesin diesel. Ketika TBN dalam minyak yang digunakan turun di bawah 3, itu biasanya menunjukkan perlunya ganti oli.

berikut contoh nya:



Rabu, 06 April 2016

Total Altis PolyUrea High Temp & High Speed Longlife Grease


Salah satu varian grease di Total Oil dengan thickener PolyUrea yaitu Total Altis. Total Altis memiliki jangkauan temperatur tinggi dan usia pakai yang sangat lama.
Ada 2 type yang masuk di Indonesia. Keduanya memiliki tingkat kekentalan NLGI 2, yaitu :
  • Total Altis EM2 : base mineral oil
  • Total Altis SH2 : base synthetic oil
Banyak aplikasi industri & otomotif dirancang dengan teknologi tinggi yang tidak bisa dipenuhi dengan grease complex biasa. Oleh karena itu aplikasi industri terus mencari type grease menawarkan kinerja pelumas tertinggi dengan thickener PolyUrea. 
Berikut manfaat Total Altis :
  • stabilitas mekanik yang lebih baik, 
  • lebih tahan terhadap geser dan kecepatan, 
  • perlindungan yang lebih baik terhadap korosi
  • kinerja yang konsisten pada suhu yang sangat tinggi maupun sangat rendah.


Daya Uji Total Altis 

Ada tiga pengujian standard yang dilakukan untuk menunjukkan kualitas yang sangat luar biasa. Total Altis tidak meleleh hingga di suhu lebih dari 260 C. Kemudian dibiarkan ke suhu ruangan normal menjadi bentuk semula dan struktur molekulnya tidak berubah sama sekali. Hal ini sangat berbeda dengan grease type complex yang lain.

1. Test Lifetime : ASTM D 3336 grease life at 150 C
Pada suhu 150 C memiliki usia pakai hampir 2000 jam untuk Total Altis SH2 Synthetic
Lebih dari 1000 jam untuk Total Altis EM2 Mineral. 
Sedangkan Total Altis MV2 sudah tidak diproduksi lagi karena kualitasnya dianggap sama dengan Lithium Complex Grease yang mencapai 500 jam.

2. Test FAG FE-9 : run temp 170 C, strength 1500 N & speed 6000 rpm (DIN 51 821 : High Temp & High Speed)
DIN 51 821 merupakan standard test untuk grease yang memiliki karakter temperatur tinggi & kecepatan tinggi. Total Altis menunjukkan hasil yang sangat maksimal walaupun di uji dengan suhu yang lebih tinggi.

3. Test share stability pressure 100.000 stroke ( ASTM D217)
Total Altis menunjukkan hasil yang sangat bagus, bahkan mendekati Total Ceran sebagai varian tertinggi grease Total. Sedangkan kompititor Polyurea yang lain menunjukkan angka yang sangat tinggi. 
Share stability ini menunjukkan tingkat tekanan yang melebar atau pecah saat ditekan. Total Altis mampu konsisten menahan tekanan yang stabil dan berdampak pada penghematan energi di aplikasi.


Penggunaan di Industri

Teknologi untuk masa depan, membuat kelas tersendiri membutuhkan type grease yang sama sekali baru. Sifat karakter Polyurea telah diketahui sejak lama. Tapi itu masih dianggap sulit untuk menghasilkan jenis grease yang memuaskan dengan bahan dasar kimia ini.

TOTAL telah berhasil mengembangkan type polyurea dengan sifat kompleks yang  diperoleh dengan proses yang super, memodifikasi properti dari bahan dasar sehingga menghasilkan type grease yang superior.
 Total Altis banyak digunakan pada :

  • Mesin modifikasi industri berat, seperti industri kertas, steel, gula, pembangkit listrik, peleburan besi, dll.
  • Electric motor bearing
  • Plain bearing
  • Pengisi bearing lainnya seperti roller, ball, join, dll.

Rabu, 23 Maret 2016

Kegunaan Silicone Grease untuk industri


Silicone grease memiliki karakter unik dari senyawa synthetic dengan komponen polymer silicon dengan karbon dan oksigen. Bentuknya berupa gel atau agar-agar dengan daya lengket yang sangat kuat dan tahan terhadap air, korosi, suhu extrim. Karakter utamanya bisa beradaptasi dengan hampir semua material, seperti karet, plastik, kayu, besi, tembaga, fiber, dll.

Silicone Grease merupakan pelumas yang tidak mudah meleleh pada suhu extrim sampai 200 C dengan jangka pemakaian yang panjang dengan molekul yang tidak mudah terurai namun aman untuk lingkungan dan kesehatan.

Ketahanan terhadap gas dan bahan kimia seperti : Nitric Acid 40%, Sulphuric Acid Concentrate, Glycol Solution 90%, Glycerol, Butane, Compressed Chlorine Gas, Liquid Amonia, Sulphur Dioxide

Pada pemakaian di industri Silicone grease memiliki DN Factor 100 jadi bisa digunakan pada bearing medium speed, sliding, Stenter,dll.
Pada indutri power dan listrik biasa digunakan pada circuit breaker, panel, busbar, dan peralatan listrik. Selain melindungi dari air, uap & gas juga mampu menahan corona discharge dan induksi gelombang elektromagnetik yang membahayakan. Silicone Grease memiliki ketahanan 30KV/mm.

Silicone grease banyak digunakan dalam industri yang membutuhkan spesifikasi khusus yang tidak bisa dilayani dengan pelumas minyak bumi. Beberapa contoh produk yang memakai silicone grease antara lain :

  • Mesin cetak
  • Peralatan elektronik
  • Peralatan selam
  • Peralatan listrik tegangan tinggi
  • Alat sensor
  • Peralatan di industri kimia
  • Peralatan kesehatan & foodgrade
  • dll.


Rabu, 03 Februari 2016

Komponen Utama Grease


The American Society for Testing dan Material (ASTM) mendefinisikan pelumas grease sebagai :  "Sebuah produk dari bentuk solid hingga semi fluid yang dilarutkan di dalamnya terdapat bahan pengental dalam pelumas cair. Bahan lain yang sifatnya khusus dapat dimasukkan" (ASTM D 288, Standar Definisi Istilah berkaitan dengan Petroleum).

Komposisi Grease
Ada tiga komponen yang membentuk grease. Komponen-komponen ini adalah base oil, pengental / thickener dan aditif. Base Oil dan paket aditif merupakan komponen utama dalam formulasi grease yang  memberikan pengaruh yang cukup besar pada karakteristik grease. Thickener sering disebut sebagai spons yang mengikat pelumas (base oil ditambah aditif).




Kebanyakan grease yang diproduksi saat ini menggunakan base oil type minyak mineral sebagai komponen dasar. Grease berbasis minyak mineral ini biasanya memberikan kinerja yang cukup memuaskan dalam aplikasi di industri. Dalam suhu ekstrim (sangat rendah atau sangat tinggi) biasanya grease dengan base oil minyak mineral tidak mampu bekerja maksimal, maka dibutuhkan grease yang menggunakan base oil synthetic yang akan memberikan stabilitas kinerja yang lebih baik.

Thickener / pengental

Thickener /pengental merupakan bahan yang dikombinasi dengan grease. Thickener akan menghasilkan struktur padat hingga setengah cair. Jenis utama dari thickener yang digunakan dalam grease saat ini adalah sabun / soap logam. 

Type soap antara lain lithium, aluminium, clay, polyurea, natrium dan kalsium. Akhir-akhir ini, type thickener dengan soap kompleks sangat diminati karena sifatnya lebih stabil dan kinerja yang lebih maksimal. Type thickener kompleks seperti Lithium Complex, Aluminum Complex, Calcium Sulfonate Complex, dll. Thickener complex dipilih karena drop point atau titik mulai memudarnya lebih tinggi dan kemampuan membawa beban yang sangat baik.

Grease kompleks yang dibuat dengan menggabungkan soap logam konvensional dengan kerekatan molekul yang lebih kompleks. Yang paling banyak digunakan grease kompleks adalah Lithium complex. Ini dibuat dengan kombinasi sabun lithium konvensional dan berat molekul asam organik rendah sebagai pengompleks.

Thickener non Soap juga mendapatkan popularitas dalam aplikasi khusus seperti lingkungan suhu tinggi. Bentonit dan silika aerogel adalah dua contoh thickener / pengental yang tidak meleleh pada suhu tinggi. Ada beberapa orang salahpaham mengenai hal ini. Walaupun pengental mungkin dapat menahan suhu tinggi, tapi base oil akan teroksidasi dengan cepat pada suhu tinggi, sehingga membutuhkan interval waktu lagi untuk pelumasan.
Pada tingkat kekentalan sebuah grease ditentukan dengan satuan NLGI


Aditif
Aditif dapat memainkan beberapa peran dalam pelumasan grease. Ini terutama untuk mencakup kinerja grease dalam  meningkatkan karakteristik grease yang diinginkan. Baik menambah atau menekan sifat material bawaan grease yang tidak diinginkan atau untuk menanamkan sifat baru. Aditif yang paling umum adalah anti oksidasi dan penahan karat/ inhibitor, tekanan yang ekstrim, anti aus, dan agen mengurangi gesekan-.
Selain aditif ini, ada bahan tambahan yang dikenal dengan solid lubricant seperti molibdenum disulfida (moly), Teflon, PFPE atau grafit dapat dikombinasikan dalam grease untuk mengurangi gesekan dan keausan tanpa reaksi kimia yang merugikan pada permukaan logam selama beban berat dan kecepatan lambat.

Selasa, 02 Februari 2016

Mengapa pelumas baru memiliki warna yang bervariasi


Ada pertanyaan dari salah satu teknisi "Kami melihat warna yang berbeda dalam pelumas yang kita dapatkan dari pemasok pelumas. Dan setiap produk punya warna yang sangat bervariasi. Kadang-kadang pelumas punya warna yang lebih bening, kadang biru, kadang juga kuning, atau berwarna keruh, gelap, dll. Apakah penyebab masalah warna ini?"

Untuk minyak mineral base oil group I, sedikit perubahan dalam warna atau agak gelap sering terjadi karena perbedaan stok konten material di dalam kandungan type group I . Kandungan warna dalam minyak mineral umumnya terkait dengan belerang atau kotoran aromatik. 

Semakin gelap base oil, artinya kandungan kotoran atau zat lain dalam base oil ini semakin banyak. Biasanya warna lebih gelap akan punya viskositas lebih tinggi / lebih kental. Namun teknologi yang baru terutama pelumas yang bahan bakunya import punya base oil yang lebih baik dan sangat jernih seperti air.


Aditif tertentu juga berkontribusi terhadap warna, terutama yang mengandung sulfur. Misalnya, deterjen seperti kalsium sulfonat secara substansial dapat menggelapkan pelumas yang sudah jadi. Jika pemasok pelumas Anda telah membuat perubahan formulasi, ini dapat menyebabkan perubahan warna yang sesuai. Kebanyakan pemasok pelumas bertanggung jawab mengungkapkan perubahan formulasi yang telah dirancang, dan sudah direncanakan pemberitahuan khusus kepada pelanggan mereka di muka.

Terlepas dari warna, dengan beberapa pengecualian, minyak baru harus jelas dan terang. Jika minyak Anda biasanya jelas dan terang, namun pengiriman baru menunjukkan perubahan tampilan minyak seperti berawan, ini umumnya merupakan penyebab pertanyaan oleh user.

 Alasan untuk ini dapat bervariasi, tetapi mereka pada daftar di bawah yang umum:
1. aditif larut (proses blending atau stabilitas penyimpanan masalah)
2. Kontaminasi air
3. Terkadang formulasi jenis pelumas di mana aditif atau minyak dasar bentrok / tidak kompatible
4. kotoran padat
5 Cloud point rendah (lilin kristalisasi) artinya pelumas tidak bisa pada suhu rendah

Jika ragu, Anda dapat ambil sampel minyak dan harus dianalisis yang bisa dilakukan di laboratorium.

Kamis, 28 Januari 2016

Gear Oil type GL-4 atau GL-5 ?

Ada pertanyaan dari seorang teknisi  : "Apakah kita bisa menggunakan gear oil type GL-5 ke dalam aplikasi yang dianjurkan untuk memakai oli transmisi manual ?"

Mari kita bahas tentang pertanyaan tersebut terkait transmisi manual & rating GL

American Petroleum Institute (API) memberikan standard rating kode GL untuk klasifikasi pada sistem gear oil. Secara nyata transmisi manual sebenarnya memiliki gigi gear, serta memiliki komponen lain seperti synchronizer atau penyelaras. Gigi gear dan synchronizer memiliki kondisi kebutuhan yang tampaknya saling berlawanan. Secara umum, semakin tinggi rating GL, semakin tinggi pula untuk perlindungan  terhadap extreme pressure / EP. Ini sangat bagus untuk ketahanan pada gigi gear, tetapi malah kurang bagus untuk synchronizer.

Aditif extreme Pressure / EP sering dibuat dari senyawa sulfur atau fosfor. Zat inilah yang akan menempel membentuk lapisan film pada permukaan logam melalui daya tarik polar / kutub molekul. Begitulah cara kerja additive EP melapisi permukaan logam. Lapisan inilah yang kemudian bersentuhan langsung dengan panas dan tekanan untuk melindungi komponen gigi gear.

Hal yang perlu diperhatikan saat mekanisme di mana aditif EP ini bekerja, ketika bersentuhan langsung dengan synchronizer yang berupa logam kuning lembut, hasilnya bisa mengkikis logam kuning tersebut. Cara kerja aditif EP ini dengan cara yang sama (logam-pembasahan dengan dayak tarik polar), dan ketika bersentuhan dengan panas dan tekanan, maka aditif kimia akan mengkikis logam kuning lembut pada synchronizer.

Produk gear oil type GL-4 biasanya menggunakan aditif sulfur atau fosfor  dengan takaran sekitar setengah dari type GL-5. Ini berarti GL4 kurang memberikan perlindungan bagi gigi gear tetapi tidak terlalu merusak synchronizer. Dan ketika type GL-5 digunakan dalam transmisi manual yang berisi synchronizer, mungkin kita harus memperhatikan synchronizer-nya memiliki dua sampai empat kali lebih banyak logam kuning jika dibandingkan dengan penggunaa type GL-4.

 Jadi type GL-5 dapat dimanfaatkan dalam aplikasi transmisi manual yang menganjurkan type GL-5. Kita akan mendapat perlindungan yang sangat baik untuk gigi gear, jika memang dari pabrikannya telah merekomendasikan type GL-5. Sedangkan masalah logam kuningan sudah diperhitunngkan oleh pembuat transmisi manual.


Umumnya, kita harus memperhatikan rekomendasi yang dibuat oleh produsen. Isu-isu seperti yang diuraikan di atas telah diperhitungkan selama tahap desain komponen. Produsen biasanya memiliki semua informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan , yang kemudian dimasukkan ke dalam rekomendasi mereka.

Selasa, 26 Januari 2016

Pada sistem radiator pakai antifreeze atau coolant ?



Penggunaan istilah nama yang lebih tepat

Untuk tujuan kita, untuk memberikan nama : antifreeze /antibeku dan Coolant /pendingin mungkin sering tertukar atau bahkan tidak mengerti beda diantara keduanya.

Awalnya, kinerja sebuah system mesin yang panas membutuhkan pendingin agar tidak overheating / panas berlebih yang berdampak buruk bagi mesin. Maka dirancang radiator yang berisi air untuk membantu menurunkan panas pada system mesin. Namun kendala di saat musim dingin, air dalam radiator menjadi beku, maka diciptakan teknologi antifreeze / anti beku sebagai jalan keluar permasalahan tersebut.

Antifreeze merupakan istilah yang lebih disukai karena itu adalah tujuan utamanya. Yang kebetulan penciptanya adalah negara Eropa atau Amerika yang memiliki suhu dingin. Antifreeze memiliki fungsi menjaga air di blok mesin dari pembekuan yang menjadi es.  Itulah alasan untuk bahan apa pun agar tidak beku. Seiring dengan perkembangan teknologi mesin dan aksesoris, salah satunya tuntutan perpindahan panas menjadi lebih penting. Dengan alasan ini : Coolant / pendingin merupakan istilah yang lebih sering digunakan. Ditambah lagi ekspansi pemasaran di sektor industry pada negara yang bersuhu panas / tropis, sehingga menambah varian dalam teknologi pendingin mesin.

Di pasaran banyak sekali macam antifreeze maupun coolant dengan berbagai warna dan masing-masing menandakan tujuannya. Hal ini dapat membingungkan untuk memilih sesuai kebutuhan khusus coolant /pendingin yang dapat diidentifikasi dengan warna. Namun sayangnya tidak ada standard warna dalam industry pembuatan antifreeze maupun coolant.

Selama beberapa tahun terakhir, produsen kendaraan telah memperkenalkan berbagai coolant baru yang punya usia pakai yang lebih panjang.  Setiap produsen tampaknya memiliki warna sendiri-sendiri, bisa kita lihat di pasaran ada yang warna hijau, biru, kuning, bening bahkan yang merah muda. Setiap formula coolant yang dikeluarkan diklaim memiliki perlindungan korosi,usia pakai yang panjang dan kompatibilitas kimia. Semakin dekat kita melihat keragaman ini, semakin membingungkan konsumen mana yang tepat untuk mesinnya. Entah mesin berbahan bakar diesel, bensin ataupun gas.

Group Coolant.

Di sini kita akan mengkelompokkan klasifikasi coolant dalam dalam 3 group. Dalam hal ini kami mungkin tidak menentukan klasifikasi setiap coolant dan warna yang sesuai. Karena memang, Sebuah coolant berwarna biru mungkin memiliki rumus yang sama sebagai coolant warna merah. Atau coolant berwarna kuning mungkin memiliki komposisi yang sangat berbeda. Seperti Total Glacelf Supra yang berwarna kuning yang pada konsentrat 50% memiliki titik beku -50 deg C dan titik didih 179 deg C yang sekaligus memiliki daya transfer panas sangat bagus. 
Group 1

Original Glycol-based "green" antifreeze. Type warna hijau inilah yang sangat familiar bagi kita semua. Type ini memiliki kandungan bahan silikat dan fosfat yang bertindak sebagai inhibitor atau penahan korosi yang bekerja cepat pada permukaan besi maupun aluminum.

Cairan hijau ini telah terbukti akrab digunakan dan bisa bertahan semua suhu ekstrem yang dingin maupun panas.
Hampir setiap kendaraan bisa menggunakan cairan ini. Terus timbul pertanyaan “Mengapa tidak membuat coolant yang universal?” Hal ini bisa saja terjadi, tetapitype ini memiliki inhibitor korosi dengan usia yang sangat singkat dan antibeku harus diubah setiap tahun atau setiap 30.000 mil / 48.000 Km. 

Maka kalau perawatannya tidak diperhatikan, justru berdampak kerusakan pada system radiatornya. Dampak yang paling dirasakan adalah terbentuknya endapan silikat dan pospat sehingga mengganggu sikulasi dalam radiator.

Group 2

Coolant yang berbahan dasar Organic Acid Technology (OAT). Type ini mengandung 2-EthylHexanoic-Acid atau 2-EHA dan lainnya, tapi tidak ada bahan silikat atau fosfat. Formula ini memberikan usia pakai yang lebih lama, sehingga bisa menggantikan bahan silikat dan fosfat yang berumur pendek.

Type ini diproduksi dalam berbagai warna yang berbeda.misalnya General Motor OAT berbasis DexCool adalah orange. Volkswagen-Audi memiliki formula yang sama, tetapi warnanya pink. Honda memiliki satu coolant yang dicelup berwarna hijau gelap, yang terlihat hampir hitam ketika itu kotor.

Di Total Oil juga memiliki varian ini yaitu Total WT Supra, untuk yang konsentrat berwarna bening / transparan dan yang diluted / langsung bisa dipakai berwarna biru yang tidak mengandung Phosphate, Nitrite, Amine, Boron, Nitrat, Silikat. Dan yang lebih bagusnya tidak mengandung MEG ( MonoEthylene Glycol ) karena bersifat racun dan bahaya untuk lingkungan.

Inhibitor penahan korosi dalam group ini bertahan lebih tahan lama. Bahkan bisa tiga hingga lima tahun, atau interval kurang lebih 150.000 mil tergantung pada system radiator dan bahan bakar yang digunakan.

Group 3

Group coolant OAT hybrid yang disebut G-05. Type ini tidak memiliki 2-EHA tetapi menggunakan asam organik lain dan menambahkan silikat sedikit. Silikat dibutuhkan dengan kadar sedikit karena memberikan perlindungan cepat-acting untuk permukaan aluminium. Silikat juga akan memperbaiki jika ada sedikit cacat atau luka kecil di permukaan. Produsen Chrysler, Ford, dan banyak produsen Eropa menggunakan type OAT hybrid.

Apakah perlu mengganti type coolant yang sekarang digunakan.
Ada banyak type coolant dengan bahan dasar dan warna yang berbeda di luar sana. Apakah Anda harus mengganti atau cukup satu type coolant yang sekarang dipakai?

Untuk iklim tropis seperti di Indonesia mungkin antifreeze tidak terlalu berdampak, tapi coolant group 1 yang berwarna hijau secara harga lebih efesien dan bisa melindungi serta perbaikan kecil pada permukaan aluminum, namun kekurangannya usia pakai yang lebih pendek, bisa setahun sekali harus dikuras ganti baru. Untuk sekedar tambahan walaupun harga relative lebih murah, tetap perhatikan materialnya harus yang ramah lingkungan dan tidak beracun.

Bisa juga menggunakan group 2 yang memiliki usia pakai lebih panjang, tapi dengan harga yang relative lebih mahal. Sedangkan untuk sektor industri dan alat berat perlu diperhitungkan juga masalah temperatur operasional mesin dan bahan bakar yang digunakan.

Biasanya gas engine atau mesin proses makanan dingin memiliki perlakuan khusus terkait sistem pendinginnya. Mungkin bisa menggunakan Total WT Supra atau Total Glacelf Supra jika dibutuhkan untuk mendinginkan mesin dengan temperature kerja di atas 150 deg C.

Kamis, 21 Januari 2016

Kriteria memilih oli hidrolik yang baik


Kali ini kita akan membahas tentang oli hidrolik. Fungsi utama oli hidrolik yang digunakan adalah sebagai berikut  :
  • Transmit power / menyalurkan daya  - ini adalah fungsi utama oli hidrolik. Hal ini sangat penting bahwa oli hidrolik mentransfer daya secara efisien dan ekonomis. Banyak fungsi lainnya terkait dengan fungsi ini.
  • Pelumasan pada semua bagian yang bergerak - ini penting untuk mengurangi gesekan dan keausan. Pelumasan yang tepat dapat memperpanjang usia pakai peralatan, yang berdampak pada efesiensi biaya operasi dan pemeliharaan.
  • Berperan sebagai media transfer panas - ini sering fungsi diabaikan tapi penting. Jika panas yang dihasilkan dari aksi pemompaan tidak dapat langsung hilang, penumpukan panas yang berlebihan akan mengurangi system efisiensi, meningkatkan keausan, dan bahkan mungkin membuat kinerja sistem menurun drastis.
  • Berperan sebagai media penyegelan / seal - Ini adalah satu lagi fungsi sering diabaikan tapi penting. Oli hidrolik yang tepat membantu fungsi seal  dengan baik untuk mengurangi kebocoran. Dalam bertindak sebagai sealant, oli hidrolik membantu mengoptimalkan kekuatan penuh dan efisiensi dari sistem hidrolik, serta menjaga kotoran (dan zat asing lainnya) keluar atau masuk ke sistem.
  •  Menjaga sistem dalam keadaan baik - Oli hidrolik harus menjaga sistem dari karat, korosi dan  abrasi pada bagian yang bergerak di peralatan
Berikut ini kriteria yang perlu diperhatikan pada oli hidrolik

  • Viskositas yang tepat

Pemilihan viskositas yang tepat dapat mengacu pada kondisi yang seimbang. Hal ini disesuaikan dengan tingkat pelumasan dan system sealing, sehingga memberikan penyegelan yang baik pada aplikasi.
Tingkat viskositas yang tinggi dapat memberikan penyegelan yang baik dan pelumasan yang tepat, namun jangan sampai dapat menyebabkan penurunan tekanan yang signifikan, penurunan efisiensi sistem, atau konsumsi daya yang tinggi.
Viskositas adalah ukuran resistensi cairan untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin besar pula perlawanan mengalirnya. Semakin rendah viskositas, semakin rendah resistensi / hambatan untuk mengalir.
Viskositas sebuah cairan atau pelumas dipengaruhi oleh suhu. Semakin naik suhu cairan itu, maka viskositas menurun. Sebaliknya, penurunan suhu cairan, viskositasnya meningkat.
Dengan dasar  itu sangat penting untuk memperhitungkan perubahan viskositas cairan hidrolik yang akan terjadi karena perubahan suhu oli hidrolik.
Produsen terkadang akan memberikan data viskositas oli pada beberapa suhu operasional. Maka teknisi aplikasi harus memperhatikan bagaimana kinerja optimal oli hidrolik tersebut pada suhu operasional aplikasi.
 Jika pada suhu operasional ternyata viskositasnya terlalu dapat menyebabkankebocoran pada sistem, peningkatan keausan, mengurangi pompa efisiensi, kurangnya kontrol positif, dan hilangnya tekanan. Namun jika pada suhu operasional, oli hidrolik memiliki viskositas terlalu tinggi akan menyebabkan system jadi berat, kinerja lamban, efisiensi pompa rendah, konsumsi energy yang boros dan peningkatan suhu operasi.

  • Tingkat pelumasan yang baik


Tingkat pelumasan adalah ukuran kemampuan cairan untuk membawa beban yang tinggi dengan tetap menjaga tingkat gesekan yang rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi pelumasan cairan, termasuk viskositasnya.
Secara umum, lebih tinggi viskositas sebuah pelumas, kemampuan beban dayanya juga lebih besar. Namun, banyak faktor lain mempengaruhi pelumas dalam kemampuannya membawa beban. Untuk alasan praktis ini, kita hanya akan mengacu pada faktor-faktor ini sebagai alat bantu pelumasan. Semakin baik tingkat pelumasan, kinerja sistem operasi dapat meningkat.
Sistem aplikasi hidrolik yang beroperasi pada tekanan tinggi, misalnya lebih besar dari beberapa ratus PSI (pound per square inch) membutuhkan penggabungan additive oli yang efektif pada anti aus dan anti pressure untuk menjaga ketahanan gesekan dan kinerja yang optimal.

  • Viskositas indeks yang tinggi

Viskositas ideks merupakan ukuran tingkat perubahan viskositas sebuah pelumas sebagai dampak dari perubahan suhu terjadi. Semakin tinggi viskositas indeks, maka semakin baik dalam konsistensi viskositasnya sehingga tidak mengalami perubahan viskositas yang drastis saat perubahan suhu yang ekstrim. Viscosity Index menjadi faktor penting dalam kinerja cairan hidrolik ketika ada fluktuasi suhu dalam pelumas.

  • Kompatibel dengan sistem

Kompatibilitas dari pelumas hidrolik dengan komponen sistem sangat penting. Pelumas hidrolik dapat bereaksi terhadap material konstruksi aplikasi dan harus kompatibel dengan system seal. Karena beberapa material seal tidak kompatibel dengan type pelumas.

  • Stabil / non-degrading

Pelumas hidrolik harus tahan dan stabil terhadap panas dan gesekan, sehingga tidak mudah menurun kualitasnya dari oksidasi dan bakteri. Hal ini juga harus non-reaktif dengan semua komponen sistem.
  • Tidak beracun / aman untuk lingkungan dan kesehatan

 Hal ini sangat penting untuk oli hidrolik yang digunakan dalam aplikasi food grade. Pada Material Safety Data Sheets dapat menggambarkan bahan komponennya berbahaya atau tidak.
  • Tingkat kompresi yang rendah

Secara umum, tingkat kompresi pelumas yang digunakan untuk tujuan hidrolik tidak signifikan pada tekanan sampai 3000 PSI. Tingkat kompresi yang tinggi bisa berdampak efisiensi yang rendah dan karakteristik meningkatkan viskositas.
  • Foam / Busa Rendah

Sifat berbusa rendah sangat penting untuk operasi yang efisien. Masalah busa sangat berdampak serius pada pengkikisan daya pompa dan pemborosan energi.
  • Kebersihan / ada bahan asing

Kebersihan sangat penting dalam banyak tekanan tinggi pada sistem hidrolik modern saat ini. Produsen peralatan jarang menentukan properti ini. Semakin rapat dan semakin besar presisi peralatan, kebersihan sebuah pelumas hidrolik menjadi  lebih penting. Bahkan terkadang dirancang sebuah sistem filtrasi oli yang bekerja optimal untuk operasi presisi tinggi.
  •  Rendah pada berat jenis / gravity

 Semakin tinggi berat jenis pelumas, semakin tinggi pula energy untuk menggerakkannya, maka tingkat efesiensi operasional secara keseluruhan menjadi buruk.
  • Kemampuan transfer panas yang tinggi

Ha ini penting untuk membantu dalam penghilangkan panas yang dihasilkan dalam pemompaan normal dan penggunaan oli hidrolik dalam aplikasi.
  • Tekanan uap yang rendah / Low vapor pressure

Hal ini penting untuk mencegah tingkat pemanasan dan aus yang tinggi dari pompa hidrolik. Tekanan uap yang tinggi dari beberapa oli hidrolik yang berbasis air mengakibatkan masalah kenaikkan suhu yang  sangat signifikan.
  •  Tidak mudah terbakar (flash point tinggi)

Hal ini sering menjadi properti penting dari sebuah oli hidrolik. Beberapa aplikasi memerlukan oli hidrolik tahan panas yang dirancang khusus. Mudah terbakar biasanya diukur dengan flash point dan fire point.
  •  Rendah titik tuang / pour point

Hal ini mungkin tidak terlalu penting untuk iklim di Indonesia, namun sangat berdampak pada Negara dengan suhu dingin.
  • Tingkat demulsibility yang baik

Demulsibility merupakan ukuran kemampuan minyak untuk melawan emulsi dengan air. Dampak dari emulsi dengan air adalah minyak berubah warna menjadi putih seperti susu, maka kualitasnya rusak. Di kebanyakan sistem, diharapkan bahwa oli hidrolik tahan terhadap emulsifikasi dan memungkinkan untuk pemisahan dan penghapusan air.
  • Non-korosif dan penghambat karat / inhibitor

 Beberapa jenis minyak mengandung bahan reaktif yang menghitamkan dan mendegradasi komponen sistem hidrolik tertentu. Ini umumnya tidak diinginkan. Semua minyak hidrolik harus mengandung inhibitor karat yang efektif.



Rabu, 06 Januari 2016

Memilih grease berdasarkan kecepatan putar bearing


Kita semua tahu bahwa sekitar 90% dari semua pelumasan yang menggunakan grease adalah komponen rolling bearing, sliding bearing, roda gigi atau gear serta kopling. Memang lebih banyak digunakan pada rolling bearing

Tentu saja dengan komponen yang berbeda memerlukan grease yang bersifat berbeda pula. Pada tulisan ini kita akan membahas pelumasan dengan grease pada roliing bearing atau bearing yang berputar.

Salah satu pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah faktor ukuran dan kecepatan bearing. Hal ini berkaitan dengan kekuatan dan ketebalan film pelumas.

Model perhitungan sederhana, dapat membantu menentukan satuan yang sering digunakan yaitu DN atau NDm. Untuk menentukan besaran ini diperlukan data-data antara lain : kecepatan putar aplikasi ( rpm ), lebar bearing dan panjang diameter aplikasi yang diputar.

Kita bisa menggunakan rumus :
DN = (rpm) * (bearing bore) 
NDm = rpm * (( bearing bore + outside diameter) / 2)


Biasanya, metode NDm lebih akurat karena bergantung pada diameter luarnya bukan hanya bore bearing. Setelah itu biasanya dikaitkan dengan viskositas minimum pada base oil-nya. Faktor koreksi tertentu harus diterapkan tergantung pada kondisi operasinya misalnya temperature, tekanan, dll.




Sayangnya tidak ada cara standar mengkorelasikan faktor kecepatan dengan struktur dari berbagai jenis pelumas grease. Namun demikian, untuk saat ini patokan ini dapat berfungsi sebagai panduan.
Model perhitungan umum yang digunakan hanya mengambil perhitungan viskositas base oil dan jenis pengental. Pada kenyataannya, ini akan menghasilkan ketebalan sebuah film pelumas dari perhitungan tersebut. Bearing ukuran kecil sering berputar pada kecepatan tinggi. Ini biasanya ditemukan dalam motor listrik dan perangkat elektronik.
Bearing yang berputar cepat umumnya memerlukan grease kaku dengan jumlah yang tinggi, pengental yang baik seperti Polyurea dan base oil dengan viskositas agak rendah. Hal ini untuk memastikan pelumasan yang optimal saat kecepatan putar tinggi dan ketebalan film pelumas mencukupi.



Di sisi lain, bearing dengan ukuran besar besar yang beroperasi pada kecepatan rendah dan biasanya bermuatan berat ( heavy loaded ). Dapat menggunakan grease yang lebih lembut dengan viskositas minyak dasar yang tinggi. Hal ini memungkinkan bahwa grease membutuhkan stabilitas mekanik tinggi dan juga aditif tekanan ekstrim yang baik untuk mengatasi beban tinggi.
Dari uraian di atas menunjukkan kecepatan bearing merupakan salah satu factor yang cukup penting untuk diperhatikan.

Source : http://www.machinerylubrication.com/Read/798/grease-selection