Jika kita mempunyai mesin (mobil, pompa, turbine ,motor listrik dll) mengharuskan kita untuk mengenal pengetahuan soal “lubricating oil” atau “pelumasan”.
Paling tidak kita diharuskan mengetahui apa itu pelumas ,fungsinya & sifatnya, caranya bagaimana, bagaimana memilihnya. Hal ini perlu agar dapat hasil guna yang sebesar2nya dari
mesin tsb. Secara awam pastilah kita tahu, bahwa akibat kekurangan pelumas bearing bisa macet bahkan hangus, mengapa?
Dua bagian mesin yang saling bergesek (misal roda thd poros) perlu pelumasan, tujuannya agar licin dan sekaligus mendinginkan panas yang timbul akibat dua benda yang saling bergesek tsb.
Elemen mesin yang membutuhkan pelumasan al :
Gears,Cylinders,Flexible couplings,Chains,Cams dan
mutlak untuk berbagai macam Bearings : Plain,rolling element, slides, guides, ways.
Pelumasan yang berada diantara dua benda bergesek tsb, membentuk lapisan pelumas tipis dan disebut “lubricating oil film” .
Bentuk2 sbb: Thick Hydrodynamic film,
Elastohydrodynamic film, Hydrostatic film, Solid film
Thick Hydrodynamic Films :
tebal +/- 25 micron utk beban ringan dan area yang agak luas
pemakaian pada ; journal & thrust bearings Elastohydrodynamic (EHD) Films “elasto” berarti deformasi elastis pada kedua
permukaan harus terjadi sebelum lapisan film terbentuk. Tekanan diantara permukaan pelumas
dan logam sangat tinggi, karena pelumas dipaksa masuk kedalam contact area. Lapisan film sangat
tipis, 0.25 – 1.25 micron
Biasanya terjadi pada ball/roller bearing (kontak antara ball ball & races) & meshing gears .
Solid Films Juga disebut boundary lubrication
Dipakai jika pelumas minyak atau grease tidak bisa dipakai karena masalah sealing, masalah lingkungan dsb.
Umumnya memakai pelumas padatan seperti PTFE,
MoS2, plastic bearings, polyethylene dsb.
Contoh : fan kecil, mesin jam tangan/beker/dinding.
Komposisi pelumas. Secara prinsip :
lubricating oil : terdiri dari base oil + additive
Grease : terdiri dari base oil + thickener + additive
INDUSTRIAL FLUID
Didalam dunia industri telah diproduksi type2
pelumas sbb :
Ø Lubricating Oils : pelumas berbentuk cair
Ø Lubricating Greases : pelumas berbentu semi cair
Ø Synthetic lubricants : pelumas buatan atau rekasa
tehnology
Hasil dari proses pemurnian/refinery virgin oil,
minyak mentah atau crude oil sbb:
1.Light products : gas, gasoline, kerosene, solvents,
fuel oil, diesel fuel, chemicals, asphalts
2.Heavy products; Lubricating oil & waxes
Minyak mentah
Berasal dari : Sisa-sisa binatang & tumbuhan laut
yang mengendap dan tertimbun oleh lapisan lumpur
dan tanah di dasar laut jutaan tahun yang
lalu.Akibat tekanan dan temperatur yang tinggi,
mengalami transformasi kimiawi yang
menghasilkan hidrokarbon, yang berupa gas,
minyak mentah, batubara dll.Minyak mentah ini di
proses destilasi menjadi berbagai grade produk; al
base oil.
Additive definisi :
Senyawa kimia yang ditambahkan pada pelumas
untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu yang lebih
baik. Pada awal sebelum 1920 pelumas belum
dicampur additive.
Pertama dipakai pada 1920, sekarang semua jenis
pelumas mempunyai setidaknya 1 jenis aditive.
Aditive dapat mempunyai efek samping yang buruk
jika: Dosis berlebih, dan atau berinteraksi dengan
aditive lainnya
Catatan : oleh sebab itu (praktisi lapangan ) sangat
tidak menganjurkan untuk mencapur merk atau type
lubrican yang berbeda.
Macam2 additive.
Pour Point Depressants
Menghambat pembentukan struktur kristal wax
(lilin), yang bisa menghambat kemampuan alir
pelumas pada temperatur rendah
Viscosity Index (VI) Improvers
Meningkatkan viskositas relatif pada temperatur
tinggi
Dapat berfungsi sebagai Pour Point Depressant atau
dispersant
Digunakan pada engine oils, automatic transmission
fluids, multipurpose tractor fluids, & hydraulics fluid,
juga beberapa jenis gear lubricant
Defoamants
Membantu untuk menahan pembentukan gelembung
busa /foaming
Molekul defoamant melekat pada gelembung udara
dan membuat titik lemah.
Oxidation Inhibitor
menghambat oxidasi akibat pelumas yang
dipanaskan (dalam mesin) bereaksi dengan udara.
Oksidasi akan menaikkan viskositas dan tingkat
konsentrasi asam organic (SOOT formation)
Corrosion Inhibitor
Dua jenis korosi :
korosi akibat asam organik, dan korosi akibat
kontaminan
Penggunaan material alkali (basa) dapat membantu
menetralkan asam, Rust Inhibitor Membentuk
lapisan film untuk mencegah air mencapai
permukaan logam
Detergents & Dispersants
Menghambat dan mengurangi pembentukan deposit
akibat rusaknya pelumas pada motor bakar internal.
Pembentukan deposit dapat mengganggu sirkulasi
pelumas, menyebabkan piston ring lengket dan aus,
mempengaruhi clearances dan fungsi-fungsi dari
critical components.
Anti-wear Additives :
Mengurangi friksi, keausan dan scuffing pada
kondisi boundary lubrication.
Terdiri atas : Mild wear & friction reducing additives
Extreme Pressure (EP) Additives
Catatan: tidak semua produsen pelumas
menambahkan semua additive tsb diatas kedalam
semua type produknya. Penambahan additive
disesuaikan dengan peruntuknya agar mencapai
nilai ekonomisnya. Misal hydrolic oil berbeda
dengan turbine oil, dstnya.
Grease
Grease atau gemok adalah produk atau dispersi
padatan/solid atau semifluida dari thickening agent
dalam pelumas cair. Bahan lain yang dapat
mengubah sifat pelumas dengan menambah
(aditive). (ASTM D288 “Standard Definitions of
Terms Relating to Petroleum”)
Dimana gease dipakai
Dipakai jika pelumas harus bertahan diposisinya
(tidak berpindah)
Dipakai dimana kesempatan untuk relubrikasi
terbatas atau terlalu mahal.
Dipakai jika pelumas tidak perlu berfungsi sebagai
pendingin atau untuk membersihkan sistem
Umumnya dipakai pada putaran mesin <5000 RPM
Mengapa grease dipakai
Menyediakan pelumasan.
Mencegah korosi
Berfungsi sebagai SEAL untuk mencegah masuknya
kotoran dan air
Menahan kebocoran, dripping, atau terlempar dari
permukaan yang dilumasi
Grease yang baik syaratnya
Mempunyai sifat fisik yang sesuai untuk aplikasinya
Kompatibel dengan seal dan material lainnya yang
terkena langsung
Dapat mentoleransi sejumlah kecil kontaminasi
seperti kelembaban, tanpa kehilangan fungsinya.
Dapat menahan perubahan struktur akibat waktu
pemakaian yang lama.Komposisi grease :
terdiri dari komponen cair + thickener/pengental +
additive
Komponen cair : umumnya mineral oils
Pengental : Metallic soaps : calcium soaps, sodium
soaps, aluminum soaps, lithium & barium soaps
Additives & modifiers : memperbaiki sifat2 lub oil
sesuai dengan yang diinginkan pada pemakaian
tertentu.
Molybdenum Disulfide & modified Teflon (PTFE)
dipakai untuk heavy loads Synthetic Lubricants
Synthetic Material : diproduksi dari kombinasi bahan
menjadi bentuk baru.
Istilah “Synthetic” pada pelumas dipakai untuk
menjelaskan fluida dasar (base fluids), yang dibuat
dengan proses sintesa (chemically combining)
senyawa-senyawa dengan berat molekul yang
rendah dan mempunyai viscositas memadai
Synthetic based lubricants adalah rekayasa
manusia, agar mendapatkan struktur molekul
tertentu dengan sifat-sifat yang dapat diperkirakan
Kebaikan
Dapat menghasilkan sifat-sifat yang tidak mungkin
ditemui pada mineral oils (total non-flammability,
tidak dapat tercampur dengan air
Service range temperature lebar, dan satabil pada
temeprature rendah ataupun tinggi.
Klasifikasi lubrikasi sinthetic
- Synthesized hydrocarbon
- Organic esters
- Polyglycols
- Phosphate esters
- Dll
(catatan : secara teknik tidak dianjurkan
menambahkan atau mencampur lub.oil atau grease
yang berbeda merk atau type, karena lebih banyak
efek jeleknya dibanding baiknya.
Paling tidak kita diharuskan mengetahui apa itu pelumas ,fungsinya & sifatnya, caranya bagaimana, bagaimana memilihnya. Hal ini perlu agar dapat hasil guna yang sebesar2nya dari
mesin tsb. Secara awam pastilah kita tahu, bahwa akibat kekurangan pelumas bearing bisa macet bahkan hangus, mengapa?
Dua bagian mesin yang saling bergesek (misal roda thd poros) perlu pelumasan, tujuannya agar licin dan sekaligus mendinginkan panas yang timbul akibat dua benda yang saling bergesek tsb.
Elemen mesin yang membutuhkan pelumasan al :
Gears,Cylinders,Flexible couplings,Chains,Cams dan
mutlak untuk berbagai macam Bearings : Plain,rolling element, slides, guides, ways.
Pelumasan yang berada diantara dua benda bergesek tsb, membentuk lapisan pelumas tipis dan disebut “lubricating oil film” .
Bentuk2 sbb: Thick Hydrodynamic film,
Elastohydrodynamic film, Hydrostatic film, Solid film
Thick Hydrodynamic Films :
tebal +/- 25 micron utk beban ringan dan area yang agak luas
pemakaian pada ; journal & thrust bearings Elastohydrodynamic (EHD) Films “elasto” berarti deformasi elastis pada kedua
permukaan harus terjadi sebelum lapisan film terbentuk. Tekanan diantara permukaan pelumas
dan logam sangat tinggi, karena pelumas dipaksa masuk kedalam contact area. Lapisan film sangat
tipis, 0.25 – 1.25 micron
Biasanya terjadi pada ball/roller bearing (kontak antara ball ball & races) & meshing gears .
Solid Films Juga disebut boundary lubrication
Dipakai jika pelumas minyak atau grease tidak bisa dipakai karena masalah sealing, masalah lingkungan dsb.
Umumnya memakai pelumas padatan seperti PTFE,
MoS2, plastic bearings, polyethylene dsb.
Contoh : fan kecil, mesin jam tangan/beker/dinding.
Komposisi pelumas. Secara prinsip :
lubricating oil : terdiri dari base oil + additive
Grease : terdiri dari base oil + thickener + additive
INDUSTRIAL FLUID
Didalam dunia industri telah diproduksi type2
pelumas sbb :
Ø Lubricating Oils : pelumas berbentuk cair
Ø Lubricating Greases : pelumas berbentu semi cair
Ø Synthetic lubricants : pelumas buatan atau rekasa
tehnology
Hasil dari proses pemurnian/refinery virgin oil,
minyak mentah atau crude oil sbb:
1.Light products : gas, gasoline, kerosene, solvents,
fuel oil, diesel fuel, chemicals, asphalts
2.Heavy products; Lubricating oil & waxes
Minyak mentah
Berasal dari : Sisa-sisa binatang & tumbuhan laut
yang mengendap dan tertimbun oleh lapisan lumpur
dan tanah di dasar laut jutaan tahun yang
lalu.Akibat tekanan dan temperatur yang tinggi,
mengalami transformasi kimiawi yang
menghasilkan hidrokarbon, yang berupa gas,
minyak mentah, batubara dll.Minyak mentah ini di
proses destilasi menjadi berbagai grade produk; al
base oil.
Additive definisi :
Senyawa kimia yang ditambahkan pada pelumas
untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu yang lebih
baik. Pada awal sebelum 1920 pelumas belum
dicampur additive.
Pertama dipakai pada 1920, sekarang semua jenis
pelumas mempunyai setidaknya 1 jenis aditive.
Aditive dapat mempunyai efek samping yang buruk
jika: Dosis berlebih, dan atau berinteraksi dengan
aditive lainnya
Catatan : oleh sebab itu (praktisi lapangan ) sangat
tidak menganjurkan untuk mencapur merk atau type
lubrican yang berbeda.
Macam2 additive.
Pour Point Depressants
Menghambat pembentukan struktur kristal wax
(lilin), yang bisa menghambat kemampuan alir
pelumas pada temperatur rendah
Viscosity Index (VI) Improvers
Meningkatkan viskositas relatif pada temperatur
tinggi
Dapat berfungsi sebagai Pour Point Depressant atau
dispersant
Digunakan pada engine oils, automatic transmission
fluids, multipurpose tractor fluids, & hydraulics fluid,
juga beberapa jenis gear lubricant
Defoamants
Membantu untuk menahan pembentukan gelembung
busa /foaming
Molekul defoamant melekat pada gelembung udara
dan membuat titik lemah.
Oxidation Inhibitor
menghambat oxidasi akibat pelumas yang
dipanaskan (dalam mesin) bereaksi dengan udara.
Oksidasi akan menaikkan viskositas dan tingkat
konsentrasi asam organic (SOOT formation)
Corrosion Inhibitor
Dua jenis korosi :
korosi akibat asam organik, dan korosi akibat
kontaminan
Penggunaan material alkali (basa) dapat membantu
menetralkan asam, Rust Inhibitor Membentuk
lapisan film untuk mencegah air mencapai
permukaan logam
Detergents & Dispersants
Menghambat dan mengurangi pembentukan deposit
akibat rusaknya pelumas pada motor bakar internal.
Pembentukan deposit dapat mengganggu sirkulasi
pelumas, menyebabkan piston ring lengket dan aus,
mempengaruhi clearances dan fungsi-fungsi dari
critical components.
Anti-wear Additives :
Mengurangi friksi, keausan dan scuffing pada
kondisi boundary lubrication.
Terdiri atas : Mild wear & friction reducing additives
Extreme Pressure (EP) Additives
Catatan: tidak semua produsen pelumas
menambahkan semua additive tsb diatas kedalam
semua type produknya. Penambahan additive
disesuaikan dengan peruntuknya agar mencapai
nilai ekonomisnya. Misal hydrolic oil berbeda
dengan turbine oil, dstnya.
Grease
Grease atau gemok adalah produk atau dispersi
padatan/solid atau semifluida dari thickening agent
dalam pelumas cair. Bahan lain yang dapat
mengubah sifat pelumas dengan menambah
(aditive). (ASTM D288 “Standard Definitions of
Terms Relating to Petroleum”)
Dimana gease dipakai
Dipakai jika pelumas harus bertahan diposisinya
(tidak berpindah)
Dipakai dimana kesempatan untuk relubrikasi
terbatas atau terlalu mahal.
Dipakai jika pelumas tidak perlu berfungsi sebagai
pendingin atau untuk membersihkan sistem
Umumnya dipakai pada putaran mesin <5000 RPM
Mengapa grease dipakai
Menyediakan pelumasan.
Mencegah korosi
Berfungsi sebagai SEAL untuk mencegah masuknya
kotoran dan air
Menahan kebocoran, dripping, atau terlempar dari
permukaan yang dilumasi
Grease yang baik syaratnya
Mempunyai sifat fisik yang sesuai untuk aplikasinya
Kompatibel dengan seal dan material lainnya yang
terkena langsung
Dapat mentoleransi sejumlah kecil kontaminasi
seperti kelembaban, tanpa kehilangan fungsinya.
Dapat menahan perubahan struktur akibat waktu
pemakaian yang lama.Komposisi grease :
terdiri dari komponen cair + thickener/pengental +
additive
Komponen cair : umumnya mineral oils
Pengental : Metallic soaps : calcium soaps, sodium
soaps, aluminum soaps, lithium & barium soaps
Additives & modifiers : memperbaiki sifat2 lub oil
sesuai dengan yang diinginkan pada pemakaian
tertentu.
Molybdenum Disulfide & modified Teflon (PTFE)
dipakai untuk heavy loads Synthetic Lubricants
Synthetic Material : diproduksi dari kombinasi bahan
menjadi bentuk baru.
Istilah “Synthetic” pada pelumas dipakai untuk
menjelaskan fluida dasar (base fluids), yang dibuat
dengan proses sintesa (chemically combining)
senyawa-senyawa dengan berat molekul yang
rendah dan mempunyai viscositas memadai
Synthetic based lubricants adalah rekayasa
manusia, agar mendapatkan struktur molekul
tertentu dengan sifat-sifat yang dapat diperkirakan
Kebaikan
Dapat menghasilkan sifat-sifat yang tidak mungkin
ditemui pada mineral oils (total non-flammability,
tidak dapat tercampur dengan air
Service range temperature lebar, dan satabil pada
temeprature rendah ataupun tinggi.
Klasifikasi lubrikasi sinthetic
- Synthesized hydrocarbon
- Organic esters
- Polyglycols
- Phosphate esters
- Dll
(catatan : secara teknik tidak dianjurkan
menambahkan atau mencampur lub.oil atau grease
yang berbeda merk atau type, karena lebih banyak
efek jeleknya dibanding baiknya.
0 komentar:
Posting Komentar