Tulisan berikut melanjutkan artikel sebelumnya tentang
viscosity / kekentalan pada oli.
Viskositas didefinisikan atau ditetapkan menggunakan
perangkat laboratorium yang disebut Viskometer. Untuk minyak pelumas, Alat ukur
kekentalan cenderung beroperasi dengan gravitasi bukan tekanan. Viskometer
kinematik terbuat dari tabung kaca panjang yang dimasukkan sejumlah volume
minyak.
Menentukan hasil nilai viskositas sebuah cairan adalah
dengan mengukur dari jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk jumlah yang ditunjukan cairan mengalir melalui tabung dalam
kondisi yang sangat spesifik. Karena kondisi yang berulang, dapat dilihat dari jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk mengalir melalui tabung. Hal ini diterapkan pada
suhu tertentu untuk mengukurnya, karena cairan akan berubah semakin encer jika
suhunya naik. Semakin kental makin lamamengalirnya, sebagai gambaran adalah air
dan madu pada suhu 40 C. Air melewati dalam satu detik. Jumlah yang sama madu
mengambil seribu detik (hipotetis).
Tujuan dari sistem ISO mengklasifikasi nilai viskositas
adalah metode untuk pengukuran viskositas sehingga pabrikan pelumas, desainer
peralatan dan pengguna akan memiliki standar dasar untuk menentukan atau memilih
pelumas industri yang harus digunakan.
Pendekatan yang berbeda benar-benar dipertimbangkan sebelum
Komite Teknis ISO (TC23) menetap di suatu pendekatan yang logis dan mudah
digunakan. Ada kriteria penting yang harus diingat dari awal, seperti:
- Referensi pelumas yang digunakan untuk sistem industri pada kisaran suhu operasional.
- Menggunakan pola yang sesuai dengan fluktuasi temperatur yang ditoleransi pada dimensi aplikasi.
- Menggunakan pola yang memiliki beberapa jangkauan temperatur aplikasi pada skala atas dan bawah.
- Menggunakan pola yang semudah mungkin untuk menentukan nilai viskositas yang pas saat digunakan.
Suhu acuan untuk klasifikasi harus cukup dekat dengan frekuensi
suhu rata-rata industri yang biasa terjadi. Hal ini juga berhubungan erat
dengan tingkat suhu lainnya yang digunakan untuk mendefinisikan sifat pelumas
seperti viskositas indeks (VI).
VI dapat
membantu dalam mendefinisikan kualitas sebuah pelumas. Tingkat konsistensi
kekentalan tidak berubah secara drastic jika dinaikkan suhunya. Biasanya baseoil group 2 ke atas sampai synthetic memiliki kualitas yang lebih baik jika
dibandingkan dengan base oil group 1.
Sebuah studi dari
suhu mungkin menunjukkan bahwa 40 C cocok untuk klasifikasi pelumas yang akan
digunakan, namun juga harus diperhatikan saat suhu naik menjadi 100 C. Maka
Klasifikasi viskositas ISO dibuat pada acuan viskositas kinematik pada suhu 40
C. Serta diberikan keterangan lain viskositas kinematik pada suhu 100 C.
Sekarang sudah ditentukan bahwa acuan pengukuran viskositas/
kekentalan sebuah pelumas yaitu pada suhu 40 C.
Untuk klasifikasi
yang akan digunakan dalam perhitungan viskositas kinematik pelumas hanya salah
satu parameter kekentalan dan kisaran toleransi tidak lebih dari 10 persen di
kedua batas nilai atas dan bawah.
Berikut tabel ISO VG :
Klasifikasi ini mendefinisikan nilai viskositas pada 200
milimeter persegi per detik (1 mm2 / s = sama dengan 1 cSt) pada 40 C.
Setiap kelas / grade viskositas ditunjuk oleh seluruh nomor
terdekat untuk viskositas kinematik titik tengahnya di mm2 / s pada 40 C dan toleransi
+/- 10 persen dari nilai ini masih diperbolehkan.