Rabu, 20 April 2016

Pengukuran tingkat kekentalan pada minyak pelumas

Tulisan berikut melanjutkan artikel sebelumnya tentang viscosity / kekentalan pada oli.

Viskositas didefinisikan atau ditetapkan menggunakan perangkat laboratorium yang disebut Viskometer. Untuk minyak pelumas, Alat ukur kekentalan cenderung beroperasi dengan gravitasi bukan tekanan. Viskometer kinematik terbuat dari tabung kaca panjang yang dimasukkan sejumlah volume minyak.

Menentukan hasil nilai viskositas sebuah cairan adalah dengan  mengukur dari jumlah waktu yang dibutuhkan untuk jumlah yang ditunjukan cairan mengalir melalui tabung dalam kondisi yang sangat spesifik. Karena kondisi yang berulang, dapat dilihat dari jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengalir melalui tabung. Hal ini diterapkan pada suhu tertentu untuk mengukurnya, karena cairan akan berubah semakin encer jika suhunya naik. Semakin kental makin lamamengalirnya, sebagai gambaran adalah air dan madu pada suhu 40 C. Air melewati dalam satu detik. Jumlah yang sama madu mengambil seribu detik (hipotetis).

Tujuan dari sistem ISO mengklasifikasi nilai viskositas adalah metode untuk pengukuran viskositas sehingga pabrikan pelumas, desainer peralatan dan pengguna akan memiliki standar dasar untuk menentukan atau memilih pelumas industri yang harus digunakan.

Pendekatan yang berbeda benar-benar dipertimbangkan sebelum Komite Teknis ISO (TC23) menetap di suatu pendekatan yang logis dan mudah digunakan. Ada kriteria penting yang harus diingat dari awal, seperti:
  • Referensi pelumas yang digunakan untuk sistem industri pada kisaran suhu operasional.
  • Menggunakan pola yang sesuai dengan fluktuasi temperatur  yang ditoleransi pada dimensi aplikasi.
  • Menggunakan pola yang memiliki beberapa jangkauan temperatur aplikasi pada skala atas dan bawah.
  • Menggunakan pola yang semudah mungkin untuk menentukan nilai viskositas yang pas saat digunakan.

Suhu acuan untuk klasifikasi harus cukup dekat dengan frekuensi suhu rata-rata industri yang biasa terjadi. Hal ini juga berhubungan erat dengan tingkat suhu lainnya yang digunakan untuk mendefinisikan sifat pelumas seperti viskositas indeks (VI).  

VI dapat membantu dalam mendefinisikan kualitas sebuah pelumas. Tingkat konsistensi kekentalan tidak berubah secara drastic jika dinaikkan suhunya. Biasanya baseoil group 2 ke atas sampai synthetic memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan base oil group 1.

Sebuah studi dari suhu mungkin menunjukkan bahwa 40 C cocok untuk klasifikasi pelumas yang akan digunakan, namun juga harus diperhatikan saat suhu naik menjadi 100 C. Maka Klasifikasi viskositas ISO dibuat pada acuan viskositas kinematik pada suhu 40 C. Serta diberikan keterangan lain viskositas kinematik pada suhu 100 C.

Sekarang sudah ditentukan bahwa acuan pengukuran viskositas/ kekentalan sebuah pelumas yaitu pada suhu 40 C.

Untuk klasifikasi yang akan digunakan dalam perhitungan viskositas kinematik pelumas hanya salah satu parameter kekentalan dan kisaran toleransi tidak lebih dari 10 persen di kedua batas nilai atas dan bawah.
Berikut tabel ISO VG :

Klasifikasi ini mendefinisikan nilai viskositas pada 200 milimeter persegi per detik (1 mm2 / s = sama dengan 1 cSt) pada 40 C.

Setiap kelas / grade viskositas ditunjuk oleh seluruh nomor terdekat untuk viskositas kinematik titik tengahnya di mm2 / s pada 40 C dan toleransi  +/- 10 persen dari nilai ini masih diperbolehkan. 

0 komentar:

Posting Komentar