Saya mendapatkan pertanyaan dari seorang purchasing di sebuah industri :
"Perusahaan kami mendapatkan
tawaran untuk membeli pelumas, sebuah brand yang saya tahu pelumas meraka memiliki
base oil / oli dasar : pelumas recycle / daur ulang. Mereka memberikan diskon
yang signifikan. Dapatkah Anda menjelaskan proses recycle / daur ulang tersebut
dan apakah minyak recycle sebagus base
oil / oli dasar yang virgin dari minyak bumi?"
Recycle / pemurnian ulang atas oli yang sudah dipakai adalah
proses yang digunakan untuk memperbaiki pelumas yang telah digunakan dan
mengembalikannya ke base oil berkualitas tinggi. Saat ini di dunia, hampir sekitar
40 persen dari pelumas yang telah digunakan ditampung dan didaur ulang dalam
beberapa cara, sementara sisa 60 persen yang lain hilang. Dari hampir semua
pelumas bekas yang telah ditampung, sebanyak hampir 14 persennya didaur ulang menjadi
oli dasar lagi.
Isu terpenting mengapa recycle ini dilakukan adalah dampak
lingkungan atas oli bekas tersebut. Namun terkadang pemilik industri juga tidak
mau berisiko rusak jika menggunakan pelumas yang dari oli dasar recycle.
Mungkin kita perlu ulas sedikit tentang proses sebuah pelumas
yang digunakan pada sebuah aplikasi hingga proses pembuangan. Berikut kita urai
satu per satu :
Pada saat oli digunakan terjadi proses yang bertahap terjadi
kontaminasi pelumas, penipisan aditif dan peningkatan viskositas (kekentalan). Pada tahap tertentu pelumas sudah tidak layak
lagi untuk dipakai karena kualitasnya jauh menurun.
Meskipun paket aditif
dalam pelumas telah habis, tapi oli dasar dalam pelumas tersebut masih dalam
kondisi relatif baik. Karena jenis pelumas ini merupakan jenis bahan yang dapat merusak alam, maka perlu
dilakukan daur ulang. Proses daur ulang untuk menyuling minyak pelumas termasuk
kategori berbahaya, maka perlu ijin khusus bagi yang melakukannya. Hasilnya
beraneka ragam, ada yang berupa bahan bakar, oli dasar, dan beberapa jenis
bahan kimia untuk industri.
Kita kembali ke proses daur ulang pelumas bekas untuk
menjadi oli dasar. Ada beberapa tahapan yang digunakan dari proses untuk
menghilangkan kontaminan, air dan aditif yang masih tersisa. Karena pada
dasarnya aditif merupakan bahan kimia yang membantu kinerja sebuah pelumas yang
disesuaikan dengan letak & fungsi pelumas tersebut.
Dari hasil proses di atas sekitar 75 sampai 80 persen dari pelumas
bekas yang didaur ulang menjadi oli dasar yang bagus. Selanjutnya merupakan proses
untuk menjadikan oli dasar yang telah dihasilkan, kemudian di blending dengan
formula dan campuran aditif tertentu, maka jadilah oli baru yang siap untuk dikemas
dan dipasarkan.
Beberapa pelumas dengan bahan recycle ini membuktikan
menjadi sebaik atau tidak lebih baik dari, pelumas yang dari oli dasar yang murni dari minyak bumi. Hal ini sangat
tergantung pada teknologi penyulingan dan sumber pelumas bekas yang digunakan.
Pengujian independen oleh beberapa laboratorium menunjukkan bahwa "kinerja
dan kualitas pelumas recycle kadang lebih baik, tapi kadang juga lebih buruk
daripada beberapa stok pelumas dengan oli dasar virgin dari minyak bumi."
Jika saat ini kita melihat dipasaran untuk harga pelumas
dengan bahan dasar oli recycle dengan yang murni dari minyak bumi, harga tidak
terlalu jauh. Karena biaya untuk proses produksi sama-sama tinggi.
Jadi kesimpulan saya kembali lagi kepada konsumen untuk
mengambil keputusan dalam penggunaan pelumas. Baik yang recycle maupun yang
murni dari minyak bumi punya keunggulan dan kelemahan masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar