Selasa, 01 Desember 2015

Memahami tentang pelumas recycle

Saya mendapatkan pertanyaan dari seorang  purchasing di sebuah industri : "Perusahaan kami  mendapatkan tawaran untuk membeli pelumas, sebuah brand yang saya tahu pelumas meraka memiliki base oil / oli dasar : pelumas recycle / daur ulang. Mereka memberikan diskon yang signifikan. Dapatkah Anda menjelaskan proses recycle / daur ulang tersebut dan apakah minyak recycle sebagus base  oil / oli dasar yang virgin dari minyak bumi?"

Recycle / pemurnian ulang atas oli yang sudah dipakai adalah proses yang digunakan untuk memperbaiki pelumas yang telah digunakan dan mengembalikannya ke base oil berkualitas tinggi. Saat ini di dunia, hampir sekitar 40 persen dari pelumas yang telah digunakan ditampung dan didaur ulang dalam beberapa cara, sementara sisa 60 persen yang lain hilang. Dari hampir semua pelumas bekas yang telah ditampung, sebanyak hampir 14 persennya didaur ulang menjadi oli dasar lagi.

Isu terpenting mengapa recycle ini dilakukan adalah dampak lingkungan atas oli bekas tersebut. Namun terkadang pemilik industri juga tidak mau berisiko rusak jika menggunakan pelumas yang dari oli dasar recycle.  

Mungkin kita perlu ulas sedikit tentang proses sebuah pelumas yang digunakan pada sebuah aplikasi hingga proses pembuangan. Berikut kita urai satu per satu :

Pada saat oli digunakan terjadi proses yang bertahap terjadi kontaminasi pelumas, penipisan aditif dan peningkatan viskositas (kekentalan).  Pada tahap tertentu pelumas sudah tidak layak lagi untuk dipakai karena kualitasnya jauh menurun.

 Meskipun paket aditif dalam pelumas telah habis, tapi oli dasar dalam pelumas tersebut masih dalam kondisi relatif baik. Karena jenis pelumas ini merupakan jenis  bahan yang dapat merusak alam, maka perlu dilakukan daur ulang. Proses daur ulang untuk menyuling minyak pelumas termasuk kategori berbahaya, maka perlu ijin khusus bagi yang melakukannya. Hasilnya beraneka ragam, ada yang berupa bahan bakar, oli dasar, dan beberapa jenis bahan kimia untuk industri.

Kita kembali ke proses daur ulang pelumas bekas untuk menjadi oli dasar. Ada beberapa tahapan yang digunakan dari proses untuk menghilangkan kontaminan, air dan aditif yang masih tersisa. Karena pada dasarnya aditif merupakan bahan kimia yang membantu kinerja sebuah pelumas yang disesuaikan dengan letak & fungsi pelumas tersebut.

Dari hasil proses di atas sekitar 75 sampai 80 persen dari pelumas bekas yang didaur ulang menjadi oli dasar yang bagus. Selanjutnya merupakan proses untuk menjadikan oli dasar yang telah dihasilkan, kemudian di blending dengan formula dan campuran aditif tertentu, maka jadilah oli baru yang siap untuk dikemas dan dipasarkan.

Beberapa pelumas dengan bahan recycle ini membuktikan menjadi sebaik atau tidak lebih baik dari, pelumas yang dari oli dasar yang  murni dari minyak bumi. Hal ini sangat tergantung pada teknologi penyulingan dan sumber pelumas bekas yang digunakan. Pengujian independen oleh beberapa laboratorium menunjukkan bahwa "kinerja dan kualitas pelumas recycle kadang lebih baik, tapi kadang juga lebih buruk daripada beberapa stok pelumas dengan oli dasar virgin dari minyak bumi."

Jika saat ini kita melihat dipasaran untuk harga pelumas dengan bahan dasar oli recycle dengan yang murni dari minyak bumi, harga tidak terlalu jauh. Karena biaya untuk proses produksi sama-sama tinggi.


Jadi kesimpulan saya kembali lagi kepada konsumen untuk mengambil keputusan dalam penggunaan pelumas. Baik yang recycle maupun yang murni dari minyak bumi punya keunggulan dan kelemahan masing-masing.

0 komentar:

Posting Komentar