Seperti yang kita semua tahu bahwa viskositas adalah
properti fisik yang paling penting pada pelumas. Pada dasarnya tingkat
viskositas merupakan daya mengalirnya sebuah cairan. Salah satu yang
mempengaruhi tingkat viskositas adalah temperatur cairan. Maka viskositas pada
sebuah pelumas diukur pada ketetapan suhu 40 C dan 100 C.
Viskositas merupakan
ukuran resistensi minyak untuk mengalir, atau lebih sederhana, seberapa tebal lapisan
film minyak akan terbentuk. Tingkat viskositas minyak yang sangat penting dalam
menciptakan film minyak (wedge hidrodinamik) yang dapat melindungi gesekan
antara permukaan.
Viskositas mempengaruhi timbulnya panas saat terjadi gesekan
yang dihasilkan dalam semua peralatan. Tingkat
viskositas mengatur efek pengisian dan tingkat konsumsi minyak. Viskositas juga
menentukan kemudahan di mana mesin dapat dimulai atau dioperasikan pada kondisi
temperatur yang berbeda-beda, terutama pada kondisi aplikasi masih dingin. Tingkat
viskositas juga dipengaruhi oleh kontaminan dalam minyak, tekanan sangat
tinggi, panas yang ekstrim, penguapan dan kekuatan geser.
Air murni yang mengalir memiliki viskositas 1 Centistoke.
Apabila sebuah pelumas dengan viskositas 200 centistokes akan 200 kali lebih
kental sebagai air murni. Sebagai perbandingan, mempertimbangkan bahwa madu
memiliki viskositas sekitar 10.000 centistokes pada suhu kamar.
Berikut ini tes yang direkomendasikan untuk sebuah pelumas sesuai
dengan standard dari ASTM ( American Society for Testing Materials )
·
viskositas (ASTM D445),
·
jumlah asam (ASTM D664 atau ASTM D974),
·
elemen aditif (ASTM D5185),
·
oksidasi (ASTM E2412 FTIR),
·
nitrasi (ASTM E2412 FTIR),
·
penampilan cairan (ASTM D4176),
·
tingkat kelembaban (ASTM E2412 FTIR),
·
jumlah partikel (ISO 4406: 99),
·
unsur kontaminan (ASTM D5185).
0 komentar:
Posting Komentar