Selasa, 27 Oktober 2015

Bagaimana proses penyulingan minyak menjadi base oil?


Sekitar 95 persen dari pelumas yang beredar di pasaran saat berasal dari minyak bumi / minyal mineral. Seperti diketahui bahwa sumber dari minyak mineral dari minyak bumi mentah yang disuling ( refinery ).
Berikut kita akan sedikit sharing : Bagaimana proses minyak mineral menjadi bahan baku oli & grease.

Minyak bumi mentah masih mengandung bermacam-macam senyawa yang sebagaian besar merupakan senyawa dengan ikatan Hidrogen dan Karbon yang lebih dikenal dengan nama HidroKarbon. Senyawa ini memiliki ukuran yang bervariasi dari 1 karbon hingga lebih dari 60 karbon.

Dari minyak mentah tersebut disuling /refinering dipisahkan sesuai dengan struktur dan ukuran molekulnya. Misalnya, bensin, solar,minyak tanah, oli, dll. Khusus minyak pelumas dihasilkan dengan molekul hidrokarbon dengan ukuran kisaran 26-40 karbon. Cukup molekul besar dan berat yang dibutuhkan untuk bekerja sebagai minyak pelumas. Molekul-molekul yang digunakan untuk bahan bakar memiliki lebih sedikit karbon dalam struktur molekul.

Dari minyak pelumas yang dihasilkan tersebut belum final, harus diproses lagi agar menjadi base oil yang bagus. 
Ada dua cara ini bisa dilakukan:
  • Proses pemisahan / Extraction Process : memisahkan produk pelumas yang diinginkan dan produk sampingan yang tidak diinginkan.
  • Proses konversi / Conversion Process : konversi struktur molekul yang tidak diinginkan ke dalam struktur yang diinginkan dengan menggunakan hidrogen, panas dan tekanan.
Extraction Process


  • Deasphalting

Propane deasphalting mengambil residu dari bagian paling bawah yaitu molekul terberat & terbesar) dan memisahkannya menjadi dua produk: tar dan senyawa yang mirip dengan lube distillates / minyak sulingan tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi. Bahan ini disebut minyak deasphalted, dan itu akan disempurnakan dengan cara berikutnya.
  • Solvent Extraction

Solvent extraction merupakan istilah yang digunakan untuk menghilangkan sebagian besar aromatik dan konstituen yang tidak diinginkan dari sulingan minyak dengan ekstraksi cair. Pelarut / solvent yang umum digunakan mengandung fenol, furfural dan sulfur dioksida. Proses ini menghasilkan minyak netral dan ekstrak aromatik, yang sangat dibutuhkan sebagai bahan campuran pelumas atau Bahan Bakar.
  • Dewaxing

Dari minyak netral kemudian proses dewaxing yaitu dengan suhu rendah. Proses ini menghasilkan dua produk :
·         Lilin sebagai produk sampingan yang hampir sepenuhnya parafin
·         Minyak Dewaxed yang berisi parafin, naftena dan beberapa aromatik. Minyak Dewaxed ini menjadi bahan dasar untuk pelumas, tapi ada satu proses lagi yang dapat dilakukan untuk membuat produk pelumas yang bagus.
  • Hydrofinishing

Hydrofinishing  mengubah senyawa polar dalam minyak dengan reaksi kimia yang melibatkan hidrogen. Setelah proses ini, akan menghasilkan produk yang berwarna lebih terang dan stabilitas kimia yang bagus. Kualitas akhir dari base oil ditentukan oleh tingginya tingkat suhu dan tekanan dalam proses hydrofinishing. Pada proses inilah yang menghasilkan group 1 dalam base oil.

Conversion Process
Metode proses ini yang paling banyak digunakan dalam industri refining pelumas.


  • Hydrocraking

Dalam proses pemurnian ini, sulingan dikenakan reaksi kimia dengan hidrogen dengan adanya katalis pada suhu tinggi dan tekanan (420 derajat C dan 3.000 psi). Cincin aromatik dan naphthene yang rusak, dibuka dan bergabung menggunakan hidrogen untuk membentuk struktur isoparafin. Reaksi dengan hidrogen juga akan membantu dalam penghilangan air, amonia dan hidrogen sulfida.
  • Hydrodewaxing

Selama hydrodewaxing, seperti hydrocraking unit hidrogenasi digunakan untuk menyebarkan katalis yang khusus untuk menyampaikan lilin /waxy parafin normal menjadi struktur isoparafin lebih diinginkan.
Gambar : Bentuk umum molekul mineral oil
  • Hydrotreating

Karena kedua proses sebelumnya melibatkan ikatan kimia untuk memecah antara dua atom karbon, perlu untuk membentuk kejenuhan setiap molekul tak jenuh. Hal ini mudah dilakukan dengan proses hydrogen yang lebih. Molekul jenuh lebih stabil dan akan mampu melawan proses oksidasi lebih baik daripada molekul tak jenuh.

Dari kedua metode proses ini menghasilkan produk base oil yang berbeda. Conversion Process akan menghasilkan base oil group 2 & 3 dengan warna bening seperti air. Base oil ini yang digunakan oleh Total Oil, Shell, Mobil dan beberapa merk dari Eropa.

Ada sedikit perbedaan dalam karakteristik base oil hasil produksi oleh dua proses ini. Perbedaan utama terletak pada konten aromatik. Conversion process dapat mengurangi kandungan aromatik menjadi sekitar 0,5 persen, sedangkan Extraction process ekstraksi mengurangi kandungan aromatic berkisar 15 sampai 20 persen. Konten aromatik ini memiliki efek sebagai berikut:



Hal tersebut yang menyebabkan Conversion Process akan menghasilkan kualitas produk yang lebih baik. Tetapi biaya minyak penyulingan menggunakan Conversion process lebih tinggi dari Extraction. Biaya yang dikeluarkan inilah yang menyebabkab harga jual pelumas menjadi bervariasi. Harga yang dikeluarkan akan sebanding dengan kualitas yang didapatkan.

0 komentar:

Posting Komentar