Selasa, 06 Oktober 2015

Sejarah awalnya pelumas food grade


Pada artikel sebelumnya kita sudah bahas tentang definisi & kategori pelumas foodgrade. Untuk tulisan kali ini saya akan bahas tentang awalnya pelumas foodgrade ada dan badan sertifikasi apa saja yang terlibat.

Sejarah singkat terbentuknya regulasi pelumas foodgrade :

Di Amerika Serikat, badan yang mengawasi industri pengolahan makanan adalah :

  • US Department of Agriculture ( USDA)
  • US Food & Drug Administration ( FDA )
Sebelum tahun 1998, USDA bertanggung jawab pada persetujuan & kepatuhan pelumas food grade. Serta mengawasi formulasi pemeliharaan / maintenance dan operasi pada bahan kimia di industri makanan.
Untuk mendapatkan persetujuan USDA, produsen pelumas wajib membuktikan bahwa semua bahan dalam formulasinya merupakan zat yang diperbolehkan pada pedoman Security Code Of Federal Regulations ( CFR ) title 21 no. 178.3570.  Ini tidak termasuk pengujian pelumas. Dan bukan, persetujuan didasarkan terutama pada review formula bahan pembuatan pelumas.

Bulan Februari 1998, USDA merubah programnya yang mengatur syarat pada produsen industri makanan untuk menilai risiko pada setiap titik dalam operasi di mana kontaminasi mungkin terjadi. Pada intinya, produsen industri makanan harus bertanggung jawab untuk meninjau dan menyetujui komposisi kimia pelumas untuk memutuskan apakah mereka aman menggunakan pelumas food grade yang digunakan.
Menanggapi kebutuhan industri tersebut kemudian muncul kelompok pihak ketiga untuk mengelola kebutuhan sertifikasi pada pelumas food grade.

Saat ini, di Amerika Serikat maupun di negara-negara lain, National Sanitation Foundation (NSF) mengelola program evaluasi pelumas food grade yang pada dasarnya mencerminkan rencana USDA. Setiap komponen dalam formulasi disampaikan kepada NSF oleh produsen pelumas bersama dengan dokumen pendukung lainnya. 
Dengan data dari produsen pelumas foodgradeIni kemudian diulas untuk diverifikasi, apakah sudah sesuia dalam daftar FDA dan zat yang terkandung di dalamnya diizinkan sebagai pelumas food grade.

dalam website NSF (www.nsf.org) menyediakan daftra produsen pengolahan makanan dan daftar  pelumas foodgrade yang telah disetujui dan akan selalu di update pada www.nsfwhitebook.org.

NSF bukan satu-satunya organisasi yang bekerja pada persetujuan foodgrade ini. Sebuah upaya bersama oleh tiga asosiasi industri profesional yang diakui :
  • National Lubricating Grease Institute (NLGI), 
  • European Lubricating Grease Institute (ELGI) 
  • European Hygienic Equipment Design Group  (EHEDG) 
mengembangkan Kelompok Kerja Bersama Pelumas Food Grade . Kelompok ini telah aktif dalam penyusunan program otorisasi untuk pelumas food grade dan dikembangkan DIN V 0010517, 2000-08 (Food-Grade Pelumas - Definisi dan Persyaratan). Ada rencana untuk menggunakan standar DIN untuk mengembangkan standar ISO (International Organization Standar) .
Tantangan yang dihadapai oleh Food-Grade Pelumas
Industri pengolahan makanan menimbulkan tantangan pelumasan yang unik. Pengolahan makanan skala besar membutuhkan mesin seperti pompa, mixer, tank, selang dan pipa, rantai drive, dan ban berjalan. Mesin yang digunakan di fasilitas pengolahan makanan menghadapi banyak tantangan tribological dan pelumasan yang sama ditemukan di pabrik pengolahan non-food lainnya. 

Pelumas food grade harus menawarkan perlindungan yang sama dari permukaan internal untuk mengontrol gesekan, keausan, korosi, panas dan kerak. Pelumas foodgrade juga harus menawarkan pumpability baik, stabilitas oksidasi, stabilitas hidrolitik dan stabilitas termal dimana aplikasi membutuhkan. Selain itu, aplikasi tertentu dalam fasilitas industri makanan dan obat menuntut sebuah pelumas tahan degradasi dan kinerja tidak terganggu ketika kontak langsung dengan produk makanan, bahan kimia proses tertentu, air (termasuk uap) dan bakteri.

Sayangnya, banyak dari bahan baku yang digunakan untuk formula pelumas yang efektif mengatasi tantangan ini dalam aplikasi industri konvensional, namun formula tersebut tidak diperbolehkan dalam aplikasi makanan untuk alasan keamanan.

Awalnya pelumas type foodgrade ini dibuat karena ada beberapa kasus yang melibatkan kontaminasi pelumas pada makanan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut ;

  1. Tahun 1996, Jennie-O Foods telah menarik kembali produk makanan sosis hampir 4.740 pound ( 1 pound = 0,45 Kg ), karena kontaminasi dengan grease.
  2. Tahun 1998, Smithfield Foods menarik kembali produk smoked boneless ham hampir 490.000 pound, karena kontaminasi pelumas pada gear ( roda gigi ).
  3. Tahun 2000, para Relawan di inggris telah menarik produk daging olahan sebanyak 86.000 pound dari toko daging.
  4. Tanggal 1 September 2000, Dewan Kota di Inggris mengkonfirmasi tentang kontaminasi pelumas mineral pada kaleng makanan bayi, karena pembuatannya yang masih konvensional.
  5. Bulan November 2002, Penarikan kembali minuman dalam botol yang dikonfimasi oleh Food Standards Australia, tercemar dengan pelumas mineral yang dapat menyebabkan iritasi jika dikonsumsi.
  6. Tahun 2002, produsen susu bubuk di Denmark. Produksinya jan - juni 2002 sebanyak 1.100 ton susu bubuk terkontaminasi pelumas gearbox yang mengandung partikel besi halus. Pelumas tersebut berasal dari gearbox yang bocor dan merembes ke produksi susu bubuknya.
( Reffrence : 
1. Tocci, Lisa, “Brouhaha in Food-grade Lubes”. Lubes N’ Greases, July 2004.

2. Judge, Diana, Shell Lubricants, “Switching to Food-grade Lubricants Provides Safety Solution”. Machinery Lubrication magazine. 2005. )

Dari kasus di atas kita harus lebih berhati-hati dalam melakukan produksi maupun pemilihan pelumas pada industri makanan.

Source : http://www.machinerylubrication.com/Read/1857/food-grade-lubricants-basics

0 komentar:

Posting Komentar