Sekitar 95 persen dari pelumas yang beredar di pasaran saat berasal
dari minyak bumi / minyal mineral. Seperti diketahui bahwa sumber dari minyak
mineral dari minyak bumi mentah yang disuling ( refinery ).
Berikut kita akan sedikit sharing : Bagaimana proses minyak
mineral menjadi bahan baku oli & grease.
Minyak bumi mentah masih mengandung bermacam-macam senyawa yang
sebagaian besar merupakan senyawa dengan ikatan Hidrogen dan Karbon yang lebih
dikenal dengan nama HidroKarbon. Senyawa ini memiliki ukuran yang bervariasi
dari 1 karbon hingga lebih dari 60 karbon.
Dari minyak mentah tersebut disuling /refinering dipisahkan
sesuai dengan struktur dan ukuran molekulnya. Misalnya, bensin, solar,minyak
tanah, oli, dll. Khusus minyak pelumas dihasilkan dengan molekul hidrokarbon dengan
ukuran kisaran 26-40 karbon. Cukup molekul besar dan berat yang dibutuhkan
untuk bekerja sebagai minyak pelumas. Molekul-molekul yang digunakan untuk
bahan bakar memiliki lebih sedikit karbon dalam struktur molekul.
Dari minyak pelumas yang dihasilkan tersebut belum final,
harus diproses lagi agar menjadi base oil yang bagus.
Ada dua cara ini bisa
dilakukan:
- Proses pemisahan / Extraction Process : memisahkan produk pelumas yang diinginkan dan produk sampingan yang tidak diinginkan.
- Proses konversi / Conversion Process : konversi struktur molekul yang tidak diinginkan ke dalam struktur yang diinginkan dengan menggunakan hidrogen, panas dan tekanan.
Extraction Process
- Deasphalting
Propane deasphalting mengambil residu dari bagian paling
bawah yaitu molekul terberat & terbesar) dan memisahkannya menjadi dua
produk: tar dan senyawa yang mirip dengan lube distillates / minyak sulingan
tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi. Bahan ini disebut minyak
deasphalted, dan itu akan disempurnakan dengan cara berikutnya.
- Solvent Extraction
Solvent extraction merupakan istilah yang digunakan untuk
menghilangkan sebagian besar aromatik dan konstituen yang tidak diinginkan dari
sulingan minyak dengan ekstraksi cair. Pelarut / solvent yang umum digunakan
mengandung fenol, furfural dan sulfur dioksida. Proses ini menghasilkan minyak netral
dan ekstrak aromatik, yang sangat dibutuhkan sebagai bahan campuran pelumas atau
Bahan Bakar.
- Dewaxing
Dari minyak netral kemudian proses dewaxing yaitu dengan
suhu rendah. Proses ini menghasilkan dua produk :
·
Lilin sebagai produk sampingan yang hampir
sepenuhnya parafin
·
Minyak Dewaxed yang berisi parafin, naftena dan
beberapa aromatik. Minyak Dewaxed ini menjadi bahan dasar untuk pelumas, tapi
ada satu proses lagi yang dapat dilakukan untuk membuat produk pelumas yang
bagus.
- Hydrofinishing
Hydrofinishing mengubah senyawa polar dalam minyak dengan
reaksi kimia yang melibatkan hidrogen. Setelah proses ini, akan menghasilkan
produk yang berwarna lebih terang dan stabilitas kimia yang bagus. Kualitas akhir
dari base oil ditentukan oleh tingginya tingkat suhu dan tekanan dalam proses
hydrofinishing. Pada proses inilah yang menghasilkan group 1 dalam base oil.
Conversion Process
Metode proses ini yang paling banyak digunakan dalam industri
refining pelumas.
- Hydrocraking
Dalam proses pemurnian ini, sulingan dikenakan reaksi kimia
dengan hidrogen dengan adanya katalis pada suhu tinggi dan tekanan (420 derajat
C dan 3.000 psi). Cincin aromatik dan naphthene yang rusak, dibuka dan
bergabung menggunakan hidrogen untuk membentuk struktur isoparafin. Reaksi
dengan hidrogen juga akan membantu dalam penghilangan air, amonia dan hidrogen
sulfida.
- Hydrodewaxing
Selama hydrodewaxing, seperti hydrocraking unit hidrogenasi
digunakan untuk menyebarkan katalis yang khusus untuk menyampaikan lilin /waxy
parafin normal menjadi struktur isoparafin lebih diinginkan.
Gambar : Bentuk umum molekul mineral oil
- Hydrotreating
Karena kedua proses sebelumnya melibatkan ikatan kimia untuk
memecah antara dua atom karbon, perlu untuk membentuk kejenuhan setiap molekul
tak jenuh. Hal ini mudah dilakukan dengan proses hydrogen yang lebih. Molekul
jenuh lebih stabil dan akan mampu melawan proses oksidasi lebih baik daripada
molekul tak jenuh.
Dari kedua metode proses ini menghasilkan produk base oil
yang berbeda. Conversion Process akan menghasilkan base oil group 2 & 3
dengan warna bening seperti air. Base oil ini yang digunakan oleh Total Oil,
Shell, Mobil dan beberapa merk dari Eropa.
Ada sedikit perbedaan dalam karakteristik base oil hasil produksi
oleh dua proses ini. Perbedaan utama terletak pada konten aromatik. Conversion
process dapat mengurangi kandungan aromatik menjadi sekitar 0,5 persen,
sedangkan Extraction process ekstraksi mengurangi kandungan aromatic berkisar
15 sampai 20 persen. Konten aromatik ini memiliki efek sebagai berikut:
Hal tersebut yang menyebabkan Conversion Process akan
menghasilkan kualitas produk yang lebih baik. Tetapi biaya minyak penyulingan
menggunakan Conversion process lebih tinggi dari Extraction. Biaya yang
dikeluarkan inilah yang menyebabkab harga jual pelumas menjadi bervariasi.
Harga yang dikeluarkan akan sebanding dengan kualitas yang didapatkan.